BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 29 Juni 2012

Ingin ML sama Bule

Dinda adalah seorang wanita pribumi yang sangat tergila-gila dengan cowok bule. Setiap hari ia mengimpikan untuk dapat berpacaran dan melampiaskan fantasinya dengan tipe cowok idamannya itu.
Di suatu malam Ia bertemu seorang lelaki bule yang gagah perkasa. Merasa mendapatkan impiannya selama ini, maka Dinda membawanya ke rumahnya. Sesampainya dirumah, mereka langsung menuju kamar.

Rani : "Nah, sekarang kita sudah dikamar saya, tolong bukakan semua pakaian saya."

Setelah lelaki itu membukakan semua pakaiannya, kemudian Dinda berkata lagi : "Maukah kamu mengikat kedua tangan saya ditepi tempat tidur dan lakukan apa yang Kamu mau."

Kemudian Si bule tersebut melihat seluruh ruangan dan kemudian mengambil semua perhiasan Rani dan meninggalkannya terikat di tepi tempat tidur.

tinggal Dinda yang melongo terdiam..... hehehe

Lina Pembantu Penuh Nafsu

aq adalah A kebetulan beristri namun tengah hamil tua, terpaksa puasa dlu deh. sudah 1 bulan lebih ber"puasa". di rumah saya ada 2 pembantu yg lumayan cantik dan sexy ilna dan anis.
namun di antara 2 itu ilna lah yg sering memperhatikanku. dia lumayan cantik namun bohay dan semok, kalo sedang mengepel ato nyapu sering meliuk2an tubuhnya kalo saya sedang sendiri d ruang tengah.
aq sering mengira2 ukuran toketnya yg kira2 bercup c, dan pantatnya yg berisi selalu berada d balik erdiri tegakyg tipis ato pun rok tipis nan pendek.

pagi itu istri ku tengah berbelanja bulanan dan sy tdk bs ikut karna d suruh istirahat karna semalam sy hbs dari luar kota dan baru pulang jam 2 pagi. seperti biasa sy sarapan d ruang tengah namun pagi itu
anis tengah sakit dan ilna lah yg melayani kebutuhan ku. setelah selesai makan aku pun ingin pijat dan kebetulan ada kursi pijat elektrik d ruang tengah. pijat ah seperti yg biasa aq lakukan kalo ada waktu luang.
ketika aq pijat ilna tengah membereskan kamar ku. dan tak lama pun ia keluar dan aq meminta es teh manis "na minta es teh manis yah" "iya mas" jawabnya. sudah 5 menit ia tak kunjung datang dan aq memanggilnya "naaa
mana estehnya?" dan ia pun bergegas keluar dr dapur "maap mas abs ganti baju kena air pel" jawabnya. setelah ku perhatikan ia memang ganti baju dan mengenakan kaos yg cukup ketat dan rok pendek yg bahannya kain
sehingga terlihat lekuk2 tubuhnya.

setelah is membereskan kamar sy ia pun membereskan lemari yg berada d samping kursi pijat ku namun lemati itu cukup rendah dan ia harus membungkuk, pantatnya yg bohay pun berada tepat d depan ku seolah2 memanggilku.
dan s otong pun nga bs d ajak kompromi. ia pun tiba2 memecah keheningan "mas pegel yah dah hmpr stgh jam d situ", sy pun jawab " iya neeh kaki ma tangan pegel tp nga da pijetan tangannya haha". setelahnya ia
meneruskan membereskan lemari itu. kembali aq pun setengah mengantuk, dan ia pun menawarkan "mas saya pijetin tangannya gimana?mau nga?" "loh emang kamu bs pijet?" "saya lumayan bs kok mas" sambil tersipu2 malu.
aq pun mengiyakan. d karnakan kakiku tengah terjepit d kusi pijat maka ilna memijat tanganku dgn posisi d sampingku dan sesekali toketnya pun menyenggol tangan ku.

karna s otong nga bs ajak kompromi aq pun berusaha menutupi tegangnya s otong (aga malu dikit), dia pun menukar dr memijat tangan kiri pindah k tangan kanan namun ia meminjatnya pun dr depan ku karna d kanan ku ada meja.
dan entah sengaja atau tidak ia menyenggol otong ku, "ih apaan tuh mas?" "biasa s otong nga bs d ajak kompromi klo liat cwek bohay hahaha". dan ia pun bilang "biasanya klo keras gt harus d pijet biar enkan mas" dengan sigap
ia pun menggosok otong dr luar celana, dan langsung menurunkan celana ku sehingga otongku pun berdiri tegak d hadapannya. aq pun mematikan kursi pijatnya. dengan sigap ia mengulum otongku, "hmm..hmp..hmp.." itu yg bs keluar dr mulutnya.
aq pun menanggalkan kaosnya dan ia ternyata sudah tdk memakai bra dr td, dan montoknya toket ilna aq pun meremas2 dgn nafsu. setelah 5 mntan asik mengulum otongku aq pun meminta pindah k kamar, tp "mas enkan d sni, luas" aq pun mencium bibirnya
sembari mencari2 celana dalamnya d balik rok mini itu, dan aq mendapatkan ia juga tidak memakai celana dalam dan sudah banjir oleh cairan ms.v nya. "kok udah basah na?" "iya udah pengen d entot ama mas" "Ah masa.." sembari tertawa tipis.

aq pun siap2 menghujam lubangnya yg sudah basah dr belakang alias doggy style. ia pun menuntun otong ku masuk "ugghh mas kontol mas gede banget" sudah masuk sedikit lalu aq tanpa ampun mendobrak k dalam, "adduh mas pelan2" katanya sambil menyengir.
aq pun menyodok2 itilnya yg seret dan sempit itu "ugh ugh ssstt....enak banget mas" "terusin nga?" kataku "ugh iya mas lanjutin terus kontol mas enak banget"
sudah 10 menit aq mendoggy dia aku pun menyuruh is untuk duduk di kursi pijat sambil mengakangkan kakinya, aq pun lanjut menyodokkan otongku "sssttt...masss enaakk" "ugh itil kamu sempit banget sih na, enak banget" 5 menit berlalu ia pun seperti mau orgasme
"mass aq mau keluarr, terusiinn...." dengan sigap pun aq menyodok dengan cepat. dan tak lama ia pun orgasme, lalu kembali aq mendoggy dia

"ugh ugh mas kuat banget, ughh enak bgt mas" setelah 10 menit mendoggy ia pun orgasme lagy untuk kedua kalinya. "mas ampun aq nga kuat lagy, mas cepetan kluarin pejunya...ugh" aq pun mencoba missionary style dengan ia ku tidurkan d lantai
aq pun menggenjot ia sambil iya "ugh ugh ugh" dan 5 menit berlalu aq pun merasa akan orgasme "na aq mau kluar mau d mana d delem apa d luar?" iya pun menjawab "nanti klo mau kluar kasi tau aq mass...lagy mass sodok trus"
tak lama "na aq mau kluar neeh gmn?" dgn sigap ia pun melepas otongku dr ms.vnya dan ia langsung mengulumnya "ugh mas kluarin d muka ku aja"
aq pun mengeluarkan air pejuku d muka "ahhh enak bgt na" ia pun membersihkan otongku d jilat2 dan d kulum2 sampai bersih. "kontol mas ama pejunya sama enaknya hihi"

dan kami pun melakukan apabila ada kesempatan sampai saat ini

Ngentot Di Bis


Kisah ini adalah kisah remajaku, yah mungkin boleh di bilang ABG yach….dimana kejadian ini ketika usia aku menginjak 13th. Perjalanan menuju pulau Dewata amat melelahkan, apa lagi aku duduk di belakang sendiri, Mana bis kota nya G ada AC, jadi panas dan gerah rasanya. Sesampai di Penyebrangan, bis mulai penuh karena tambahan penumpang. Aku jadi agak minggir ke cendela, seorang laki2 sebaruh baya duduk disampingku.

Aku tak tau kalo perjalanan ke Denpasar itu amatlah jauh, aku merasa capek sekali, di luar rasanya semakin gelap, tanpa aku sadari aku tertidur. Tiba2 aku merasakan ada tangan yg meraba raba seputaran payudaraku.aku menggeliat, dan ketika aku membuka mataku, ternyata aku tertidur di paha laki2 itu.

” aduh sorry ya pak” kataku
“gpp dik, tidur lagi aja” katanya

Aku memiringkan kepalaku kecendela, tapi laki2 itu memintaku rebahan di pahanya aja, agar aku bisa tidur enak. Aku merebahkan kepalaku di pahanya, aku merasakan ada sesuatu yang begitu menonjol di balik celananya. Selang beberapa menit kemudian, laki2 itu kembali meraba raba buah dadaku, aku membiarkan nya saja.

Aku merasakan ada desiran aneh yg menjalar di sekujur tubuhku,aku merasakan kenikmatan atas perlakuan laki2 itu. Payudaraku yg baru aja tumbuh di remas remas nya, pentil aku yang hanya sebiji kacang kedele di main main kan nya, aku mendesah menahan nikmat. Sementara laki2 itu sendiri seperti nya juga gelisah.

Aku malah tidak jadi tidur karena ulah nya, desah demi desah aku keluarkan, sensasi yg teramat nikmat aku rasakan, seperti nya aku ingin sekali disentuh seluruh tubuhku. 4 jam berlalu aku tertidur di pangkuan laki2 itu. ketika sampai di terminal bus di Denpasar aku berlalu begitu saja tanpa menoleh dan mencari tau siapa laki laki itu.

Seminggu berlalu aku harus kembali ke jawa, tapi kali ini aku naik travel, sebenar nya aku g suka karena di benakku membayangkan nikmat nya sentuhan bis kota. aku pikir mobil L 300 ini hanya akan diisi 5 orang ternyata aku salah mobil ini penuh, tapi kebanyakan penumpang duduk di tengah dan depan, sementara dibelakang hanya aku sendiri, sebel aku ngebayangin sendirian.

20 menit kemudian ada laki2 yang masih muda mungkin sekitaran 20th duduk dibelakang di sebelahku. wow …asik nich ada temen, pikirku dalam hati.Tapi ketika aku sapa dia , dia hanya cuek. aku menggerutu dalam hati, “huh dasar mentang2 cakep awas lo ya” gerutuku dalam ati.

Sejam sudah perjalanan berlalu, mata udah mulai ngantuk, aku lihat laki2 itu sudah tertidur.Keinginan untuk ngerjain dia timbul juga, aku sengaja berpura pura tidur dengan menaruh sikutku tepat diatas seleting celana nya dan menjadiakn telapak tanganku sandaran kepalaku. Tapi dia tetep diam saja sepertinya dia bener2 sudah tidur pulas, lalu aku berpura2 memperbaiki posisi tidurku dengan menggerak gerakkan sikutku dan… Binggo…………. kena dia, seleting celana itu menonjol bagaikan kena sengat lebah membengkak, aku diam saja berpura pura tidur.

Kemudian dia menggeserkan tubuh nya, mungkin sesak karena benjolan itu makin lama makin gede. kemudian tangan dia mulai merayap menelusuri buah dadaku. Aku tersenyum dalam kemenanganku. Huh dasar tadi di sapa aja cuek, sekarang gerayangan, kataku dalam hati.

” aahhh…” desahku, laki2 itu menutup mulutku dengan telapak tangannya.
” jangan kenceng2 plz” bisik nya

Kemudian dia mengecup bisirku, wah rasa nya ciuman pertama kali, seperti naik di sayap pesawat terbang deh….indah tapi berdebar juga.

Laki2 itu semakin merajalela menjelajahi tubuhku, di tariknya keatas kaos ku, Susuku yang tak pernah terbungkus bra segera di lumatnya.

” aahhh….ssshhhh…” desahku

Kemudian dia membuka seleting celananya, dan mengocok kontol nya sendiri.

” lo pindahan kesana gih, pala lo taruh sebelah sana” bisik nya.

Aku mengikuti mau nya, aku rebahan dengan kepala di deket cendela sementara kakiku menompang di pahanya. Dengan leluasa dia mengelus pahaku dan menyentuh bagian senitif itu.

” ahk…” aku tersentak karena sentuhan nya.

Kemudian dia mengelus elus memekku dengan buasnya, terdengar jelas nafas dia yang memburu. Perlahan jari dia menusuk nusuk memekku, aku menggelinjang di buat nya. Ingin rasa nya aku mendesah yang keras untuk melepaskan perasaan nikmat yang melandaku.

Sementara itu aku melihat dia mengocok kontol nya sendiri tak seberapa lama, aku melihat dia seperti orang kena sengat, dalam keremangan aku melihat dia menghentak hentakkan tubuhnya. Aku tak tau kenapa. tak seberapa lama pula aku teridur.

Ketika aku bangun aku sudah sampai ke kotaku, dan ketika aku turun aku tidak melihat laki2 itu lagi, rupanya dia sudah turun sebelum aku. Ahh…ahir nya perjalanan ke pulau dewata tak membosankan lagi.

Perjakaku diambil Primadona kampus


Panggil saja aku jhon, yang pada waktu itu umurku masih 19tahun. Setamatnya aku dari sekolah ku disalah satu daerah riau, aku berinisiatif ingin melanjutnkan kejenjang yang lebih tinggi yaitu perkuliahan. Karena dulu sewaktu aku masih sekolah, aku mendapatkan kesempatan untuk magang di Terengganu (Malaysia-red) yang pada saat itu hanya 4 orang yang dipilih untuk magang diluar negri. Semenjak itu aku tertarik dengan suasana kehidupan di malaysia.

Setelah aku tamat sekolah, aku memujuk orangtuaku agar aku bisa kuliah di Malaysia, yang pada awalnya orangtuaku kurang setuju karena menurut mereka terlalu jauh dari pantauan (maklum aku memang dari kecil selalu dimanja). Namun karena mereka melihat aku memang benar2 mau dan yakin untuk kuliah di luar negeri, akhirnya orangtuaku mengabulkan permintaanku.

Selang 3bulan aku mencari berita dan informasi, akhirnya aku mendapatkan kampus yang sama jurusannya dengan jurusan yang aku ambil sewaktu sekolah dulu dan aku langsung mendaftar di kampus tersebut, alhasil, aku diterima.

Tahun pertama aku kuliah, aku banyak mendapatkan kawan2 baru, baik itu anak2 asil indonesia, maupun dari malaysia, bahkan aku juga mendapatkan kawan dari negara lain seperti pakistan yaman, nigeria, singapore, amerika, dan bnyak lagi. Dikampus aku terkenal pendiam, karena memang sifatku dari dulu suka melakukan apa yang aku suka sendirian, dan mereka juga tau kalau aku adalah ank yang lumayan alim (dari kecil aku dididik orangtuaku tentang agama).
Tanpa aku sadari, dengan sikapku yang begitu, rada2 pendiam, ramah, suka membantu kawan dalam hal belajar-mengajar, bahkan rajin beribadah, banyak cewek2 yang menaruh hati padaku termasuk staff bagian informasi dikampus itu. Dan banyak juga teman2ku yang sengaja memancing aku untuk ikutan jika ada pesta ataupun ngumpul2 bareng dirumah pelajar cewek. Namun pada waktu itu aku masih tetap pada pendirianku untuk sebisa mungkin menghindari hal2 yang demikian. Ternyata banyak cewek yang gemes melihat sikapku yang acuh...

Masuk tahun ke-2, aku mulai mengikuti kegiatan olahraga di kampus seperti renang dan fitness, sehingga bentuk bodyku semakin padat dengan sixpax serta dadaku yang semakin bidang. Dengan demikian semakin banyak cewek yang mendekatiku (maklum, karna kata teman2ku wajahku berjenis "baby face").
Ada seorang cewek yang menjadi Primadona kampus bernama Gina Astuti (panggilan Gina) seorang pelajar indonesia semester 4 asli bandung, menurut pandangan mata para lelaki, Gina adalah tipe cewek idaman, dan tidak sedikit teman2 kampusku yang berusaha untuk mendapatkan Gina. Pada saat itu Gina sudah berusia 20tahun, lebih tua setahun dariku, dia mempunya body....tak dapat kujelaskan bagaimana seksinya, mungkin dibandingkan dengan Julia Peres, beti (alias beda tipis) dengan dada ukuran 38B menurutku, dengan pinggan langsing dan pantat agak menungging, diibaratkan Gina itu seperti gitar spanyol (wajar aja, soalnya Gina juga suka berolaraga bahkan sering 1 ruangan fitness denganku). Sewajarnya laki2 normal, aku terkadang sering mencuri2 untuk melihat tubuhnya yang sangat2 seksi itu. Namun setiap aku melihatnya sepertinya Gina sadar, bahkan dia juga sepertinya sering sengaja melakukan gerakan2 eksotis didepanku ketika berolah raga dan selayaknya lelaki normal, dedekku bangun... Gina tersenyum ketika melihat celana ketatku bagian depan tampak menonjol, saat itu aku jadi malu.

Karena sering 1 ruangan, aku dan Gina menjadi akrab, dan sering ngobrol saat selesai fitness. Setiap aku ngobrol dengannya, entah kenapa mataku sering tertuju pada belahan dadanya yang besar itu, dan sering juga dedekku bangun karena melihat belahan dada yang putih nan besar itu.
Tapi aku tidak berani terang2an untuk melihatnya (maklum, aku masih sedikit malu dan jujur belum pernah melihat hal yang begitu sebelum ini).

Saat aku naik semester 4, aku pindah kelas, dan ternyata dikelas itu, aku satu mata kuliah sama Gina. Gina memperkenalkan temannya padaku yang kuketahui bernama Tantri (anak palembang) dan siti (anak malaysia). Keduanya juga cantik2 dan lumayan seksi menurutku. Setiap habis mata kuliah, kami sering ngobrol bareng dikampus.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, dan sudah saatnya aku pulang karena mau siap2 untuk pergi latihan di FC (baca: Fitness Center). Aku pamit kepada mereka ber-3. Sebelum pulang, Gina sempat menannya kan dimana kamarku, tanpa perasaan curiga sedikitpun, aku katakan pada Gina.

Selesai berolahraga, aku masih malas untuk pulang dan aku putuskan untuk ngobrol bersama pelatih fitnessku. Tanpa terasa, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dan aku putuskan untuk pulang. Ditengah perjalanan, hapeku berbunyi, dan kulihat Gina menelponku.

"Jhon, kamu dimana? kami boleh gak main kerumah? soalnya mo pinjam printer untuk nge-print tugas?" katanya.
"Nih aku lagi dijalan mo pulan dari FC.." Kataku.
"Ya udah, kami kerumah ya sekarang.."
Aku mengiyakan dan menutup pembicaraan. Sesampainya aku di asrama, aku melihat Gina besrta 2 temannya itu (Tantri dan Siti) sudah menunggu di depan pintu.
"waaah... Pantesan aja badannya mantap, sering fitness rupanya.." kata Tantri ketika melihat aku sampai. Aku hanya bisa nyengir2 kuda dan langsung membuka pintu.
Setelah mereka masuk, aku yang masih berkeringat langsung mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi. Aku katakan pada mereka, untuk langsung aja mengerjakan tugas mereka.
"Gin, printernya langsung dihidupkan aja ya..." kataku.
Gina mengiyakan dan aku langsung mandi. Saat aku mandi, entah kenapa aku sempat membayangkan badan mereka yang pada saat itu hanya menggunakan piyama alias baju tidur. Aku membayangkan tubuh seksi mereka... huuft.. dedekku langsung bangun dan mengeras... aku hanya bisa senyum2 sendiri karena bagiku, aku hanya bisa membayangkan itu diam2, dan tak mungkin sampai melakukan hal yang tak pernah aku bayangkan.

Saat mandi, aku dengar suara mereka sedang membicarakan sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengarkan secara jelas. Tidak lama kemudian mereka diam. Entah apa yang mereka lakukan, aku terus saja mandi sambil menikmati air hangat yang keluar dari shower. Seger.....
Selesai mandi, aku coba mengintip keadaan luar, aku heran, ruang komputer yang tadinya ada mereka ber-3 menjadi sepi. Tanpa berfikir panjang, aku langsung memakai handuk dan langsung keluar. Aku lihat printer tengah bekerja dan aku sempat berfikir mungkin Gina dan kawannya keluar untuk membeli sesuatu. Kebiasaanku dirumah, jika tidak ada orang, aku selalu berjalan tanpa mengenakan apapun setelah mandi. Karena aku lihat diluar sepi, aku beranggapan tidak ada orang lagi dirumah, maka langsung saja aku buka handukku dan langsung masuk kekamar dalam keadaan telanjang bulat.

Ketika aku dikamar itulah kejadian yang selama ini tak pernah aku bayangkan terjadi. Dalam keadaan telanjang bulat aku masuk kekamar yang dalam keadaan gelap (lampu kamar belum aku idupin), aku masuk kekamar, darahku terasa berhenti saat tiba2 badanku dipeluk dari belakang oleh badan cewek. terasa di punggungku benda kenyal dan juga hangat menempel di punggungku, kedua tanganku dipegang kuat. Kurasakan aku dipeluk oleh badan hangat tanpa sehelai benangpun. Karena keadaan kamar gelap, aku tidak bisa melihat siapa mereka dan juga mulutku di bekap dari belakang. Mareka menggiringku ke tempat tidurku. Badanku yang besar terasa lemas karena kaget dan juga pengaruh baru selesai latihan. Jadinya aku kekurangan tenaga untuk berontak.
Setelah aku dibaringkan, ke-2 tanganku diduduki oleh 1 orang disetiap tangan. Saat aku mencoba berdiri, aku merasakan badan yang sama telanjang menduduki bagian pahaku. Karena aku cowok normal, merasakan tubuh wanita yang telanjang, otomatis k*ntolku akhirnya bangun dan mengacung keras. Dan saat itu baru lah aku tau bahwa yang menduduki pahaku itu adalah Gina.
"Santai aja ya jhon... Enak kok..." Tiba2 kudengar Gina berbisik padaku.
Aku mencoba berontak namun gagal karena kedua lenganku diduduki oleh 2 orang dan sepertinya aku mengenali mereka, Tantri dan Siti.
"Aku dengar dari arif, kamu belum pernah sekalipun ng*ntot, berarti kamu masih perjaka donk..." kata Gina sambil tertawa yang diikuti tawa Tantri dan Siti.
"Aku suka nih barang baru..apa lagi orangnya sekeren ini.." kata Tantri sambil mengusap2 dadaku. Aku tidak bisa bicara apa2 karena mulutku di bekap Siti dengan menggunakan bantal.
Aku merasakan geli dibagian dadaku yang terus berjalan menuju pusat dan terus turun sampai ke ujung penisku. K*ntolku yang lumayan gede itu (berukuran lebar 3jari dan panjang sekitar 12cm) langsung terasa seperti memasuki ruangan hangat dan basah...
Rupanya Gina sedang mengulum k*ntolku yang sudah dalam keadaan tegangan maksimum. Aku yang baru pertama kali merasakan hal yang demikian tidak dapat mengontrol nafsuku. Tanpa kusadari, pinggulku naik turun mengikuti irama kuluman Gina. Gina sepertinya sudah sangat terlatih, sehingga setiap gerakan kulumannya, membuatku semakin melayang...
sekitar 5menitan lamanya Gina mengulum penisku, aku merasakan urat2 di pinggulku mengejang, dan... croottt...crooott...crooott... sekitar 5 tembakan maniku didalam mulut Gina. Gina terus mengulum k*ntolku sampai2 maniku habis dan bersih, sepertinya Gina menelan air maniku.
Aku lemas.. sehingga pada saat Siti dan Tantri bangun dan tidak lagi menahan tanganku, aku tidak bisa melakukan perlawanan apa2.. Gina langsung mencium bibirku dangen liarnya... tanganku diraihnya dan diletakkan di buah dadanya yang selama ini aku hanya bisa membayangkannya saja. Tidak pernah aku bayangkan akan merasakan buah dada (tetek) yang besar dan setegang ini.
Dengan posisi tanganku berada di susu Gina yang masih terasa tegang, k*ntolku yang tadinya mau tidur, kini kembali mengaras. Dari bawah, Tantri langsung mengulum k*ntolku, kali ini gerakan kuluman Tantri jauh lebih liar dibandingkan Gina, sehingga dalam sebentar saja aku rasakan aku akan keluar... aku mengarang menahan kenikmatan ini... sepertinya Tantri mengerti, dan memperlambat kuluman, sehingga yang tadiny aku rasakan akan keluar, kini tertahan...
Tidak lama kemudian, Gina menurunkan posisi badannya kembali ke pangkal pahaku, aku hanya bisa memperhatikannya dalam keadaan gelap. Aku merasakan ujung k*ntolku menyentuh permukaan yang basah dan licin namun lembut...
Tidak lama, kudengar Gina merintih saat bersamaan dengan masuknya k*ntolku kedalam m*meknya... Sleeebb.....bunyi k*ntolku masuk...
Aku yang baru pertama kali merasakan hal yang seperti itu langsung melayang... Kurasakan nikmat yang tak ada tandingannya yang selama ini belum pernah aku rasakan...
Pelan2 Gina menaikkan pantatnya dan menurunkannya kembali secara beirama, sehingga seperti pompa. Setiap pompaannya, aku semakin melayang karena ujung k*ntolku masih terlalu sensitif untuk menyentuh benda2 hangat... namun kini ia berada di dalam m*mek perempuan seksi, Primadona Kampus....
5menit Gina memompanya, desahannya semakin kuat dan k*ntolku sepertinya semakin dijepit dari dalam... sshhhh...aahh...aahhh..ahhhhhhhhhhhh.... dan akhirnya aku merasakan ada cairan yang meleleh didalam.. rupanya Gina orgasme karena kurasakan tubuhnya bergetar hebat dan k*ntolku seperti diurut2 dari dalam... ahhhhhhhhh.... nikmatnya.... pikirku.
Tak lama Gina berdiri dan langsung mencium bibirku...
"bener2 enak k*ntol perjaka..." katanya.
Belum sempat aku menarik nafas, k*ntolku kembali merasakan memasuki lubang yang tak kalah hangatnya dan kali ini lebih sempit...
Rupanya Tantri menggantikan posisi Gina... Kali ini Tantri bukan saja memompanya naik turun, tetapi juga maju mundur sehingga k*ntolku terasa seperti dijepit daging hangat...
Shhh....ahh...sshhh..aahh...ssshhhh.....
Kudengar desahan Tantri yang membuat nafsuku semakin memuncak...
Lama juga Tantri memompa k*ntolku... aku rasakan seperti akan keluar...
aku hanya mampu berkata "aduhh... geli..." yang bertanda aku akan keluar, lalu Tantri mempercepat gerakannya dan... crroottt...crooottt...
Sekitar 7 kali tembakan maniku keluar didalam m*mek Tantri...
Bersamaan dengan itu, rupanya Tantri pun orgasme karena aku merasakan tubunya bergetar dan k*ntolku terasa ada cairan hangat yang mengalir... Kenikmatan ke2 kurasakan saat k*ntolku seperti diurut2 didalam m*mek Tantri...
Aku lemas kembali, namun k*ntolku masih berdiri tegak seolah masih sanggup untuk bekerja...
Tantri mencium bibirku dan berkata "enak sekali k*ntolmu jhon.."
Aku hanya bisa terdiam karena aku masih berfikir inikah yang dinamakan surga dunia...?
Masih dalam keadaan tak percaya dengan apa yang aku rasakan barusan, aku mendengar suara "aku pun nak rase jugak..." kata Siti dengan logat melayunya khas Malaysia.
Karena aku merasa hal ini semuanya sudah terlanjur, aku langsung berdiri dan kini dengan mengikut naluri sexualku, aku memompa Siti dengan posisi Siti telentang dihadapanku...
Saat aku mencoba untuk memasukkan k*ntolku, terasa sulit, sepertinya Siti masih perawan...
Dengan dibantu oleh Gina dan Tantri yang mengiring k*ntolku, aku berhasil menemukan permukaan m*mek cewek Malaysia ini. Awal kepala k*ntolku masuk, Siti meringis menahan sakit, namun suaranya tak dapat keluar karena Tantri mencium bibirnya...
Perlahan2 kudorong k*ntolku yang sudah masuk bagian kepala, ku dorong dan akhirnya setelah setengah k*ntolku masuk, aku merasakan ada benda yang koyak, itu adalah selaput dara Siti yang menandakan dia masih perawan...
Sesempit m*mek Tantri, tapi lebih menjepit m*mek Siti (wajar dunk, masih perawan gitu bok...!)
Bless..... masuklah seluruh k*ntolku diikutik erangan Siti...
Awhhhh...sshh.... oh... sshhh.... awhh...
begitulah rintihan Siti setiap aku memompa k*ntolku...
Karena udah 3 kali keluar, kini aku yang kesulitan untuk mencapai orgasme...
20 menit aku genjot Siti sampai 2x aku rasakan Siti orgasme..
Namun aku sendiri belum bisa merasakan tanda2 akan keluar...
Aku putuskan untuk ngent*t sama Gina lagi...
Sekarang Gina tampak lebih liar dibandingkan pertama, mungkin dia berfikir aku sudah bisa mengimbangi permainannya...
Bersama Gina, aku juga belum bisa mencapai orgasmeku... Kulanjutkan dengan Tantri, hasilnya sama.. Tantri sudah mencapai Orgasme 3x namun aku tetap merasa masih jauh untuk orgasme...
Aku genjot Siti kembali... Mungkin karena Siti baru koyak perawan, m*meknya masih terasa sangat sempit... Ku ubah posisi menjadi doggy style, ku genjot Siti sampai akhirnya aku rasakan aku akan orgasme...
Ohh... ahhh... oohh... awhh.... ohhh......... aku sampaaaaaaiiiiii....... teriakku.. dan croottt..crooottt..croootttt.....crooottt....
sekitar 5 tembakan maniku aku tumpahkan didalam rahim Siti...
Siti memelukku sambil aku menikmati k*ntolku seperti diurut2 dari dalam....
Setelah itu, kami tertidur sampai besok siang...
Baru kusadari, pergumulan kami ber4 semalam memakan waktu sekitar 3 jam...
Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, dan mereka masih belum bangun, karena keadaan kami semuanya telanjang, dan aku sudah terlanjur melepas perjakaku bersama mereka, kulanjutkan kembali sampai akhirnya aku wisuda...
Kini aku kembali ke indonesia, sudah 6 bulan aku tidak mendengar kabar dari mereka ber 3...
Untuk memenuhi nafsuku...
Setiap cewek yang menjadi pacarku, aku berusaha untuk bisa ng*ntot bersamanya...

Itulah kisahku tentang lepasnya perjakaku....
Entah aku rugi atau beruntung...aku sendiri tidak tau....

Bercinta dengan Ibu Guru

jika ingat dulu waktu sekolah, pasti ada saja salah satu guru yang menjadi favorit anda, mungkin banyak juga yang memfavoritkan ibu guru, apalagi ibu guru cantik, dan suka berpenampilan seksi, jadi pengen ngesot ibu guru kan, dari awalnya menghayal sampailah pada onani :P , okelah ini adalah cerita dewasa tentang pengalaman murid yang bisa bercinta dengan ibu guru nya sendiri, cerita nya hot dan mungkin akan membuat anda senat senut. Mungkin . bukan cerita seks ibu dosen, tapi cerita seks ibu guru.

Sebagai siswa sebuah SMU Swasta, aku bukanlah murid yang pintar tapi juga tidak bodoh-bodoh amat. Biasa-biasa saja. Tidak bisa dibanggakan. Yang bisa aku banggakan adalah wajahku yang ganteng dengan bentuk tubuh yang atletis. Tinggi jangkung dan berat yang seimbang. Dan paling aku banggakan adalah ukuran kemaluanku yang luar biasa besarnya, panjangnya 22 cm dengan diameter 5 cm. Membuat iri teman laki-lakiku.


Namaku Doni, cukup terkenal di sekolahku. Mungkin karena aku bandel dan sering berganti-ganti cewek. Banyak teman sekolahku yang pernah aku tiduri. Mereka tergila-gila setelah menikmati jalan tolku yang luar biasa dan tahan lama kalau bersetubuh.

Sore itu, setelah semua pelajaran selesai aku bergegas pulang kerumah. Semua buku-buku sudah kumasukkan kedalam tas. Kustart sepeda motorku menuju jalan raya. Tapi di tengah perjalanan aku baru ingat, pulpenku tertinggal di dalam kelas. Dengan tergesa-gesa aku balik lagi ke sekolahku. Setelah mengambil kembali pulpenku, aku berjalan lagi menuju parkir sepeda motorku. Untuk mencapai tempat parkir, aku harus melewati ruangan guru.

Ketika melewati ruangan guru-guru, aku mendengan suara mendesah-desah disertai rintihan-rintihan kecil. Aku penasaran dengan suara-suara itu. Aku mendekati pintu ruangan, suara-suara itu semakin keras. Aku semakin penasaran dibuatnya. Kubuka pintu ruangan, dengan berjalan mengendap-endap, aku mencari tahu darimana datangnya suara-suara itu. Begitu mendekati ruangan Bu siska, aku terkejut. Disana kulihat Bu Siska, guru bahasa Inggrisku yang telah setahun menjanda, sedang bercumbu dengan Pak Rio, guru olahragaku, dalam posisi berdiri.

Bibir mereka saling kecup. Lidah mereka saling sedot. Tangan Pak Rio meremas-remas pantat Bu Siska yang padat, sedangkan tangan Bu Siska melingkar dipinggang Pak Rio. Mereka yang sedang asik tak tahu akan kehadiranku. Aku mendekati arah mereka. Aku membungkukkan badan dan bersembunyi dibalik meja, mengintip mereka dari jarak yang sangat dekat.

Mereka menyudahi bercumbu, kemudian Pak Rio duduk dipinggir meja, kakinya menjuntai kelantai. Bu Sisca berdiri didepannya. Bu siska mendekati Pak Rio, dengan buasnya dia menarik celana panjang Pak Rio. Tak ketinggalan celana dalam Pak Rio juga diembatnya. Hingga Pak Rio setengah telanjang. Bu Siska menguru-urut jalan tol Pak Rio. jalan tolnya yang tidak begitu besar, sedikit demi sedikit menegang. Bu Siska membungkukkan tubuhnya, hingga wajahnya pas diatas selangkangan Pak Rio. jalan tol Pak Rio diciuminya.

“Isep.. sayang.. isep.. jalan tolku” suruh Pak Rio.
Bu Siska tersenyum mengangguk. Dia mulai menjilati kepala jalan tol Pak Rio. Terus turun kearah pangkalnya. Bu Siska sangat pintar memainkan lidahnya dijalan tol Pak Rio.
“Oohh.. enakk.. sayang.., truss.., truss”.

Pak Rio mengerang ketika Bu Siska mengulum jalan tolnya. Seluruh batang jalan tol Pak Rio masuk kemulutnya. jalan tol Pak Rio maju mundur didalam mulut Bu Siska. Tangan Bu Siska mengurut-urut buah pelirnya. Pak Rio merasakan nikmat yang luar biasa. Matanya merem melek. Pantatnya diangkat-angkat. Aku sangat terangsang melihat pemandangan itu. Kuraba-raba jalan tolku yang menegang. Kubuka retsleting celanaku.Kukocok-kocok jalan tolku dengan tanganku. Birahiku memuncak. Ingin rasanya aku bergabung dengan mereka, tapi keinginan itu kutahan, menunggu saat yang tepat.

Lima belas menit berlalu, Pak Rio menarik dan menjambak kepala Bu Siska.
“Akhh.., akuu.. mauu.., ke.. keluar sayang” Pak Rio menjerit histeris.
“Keluarin aja sayang, aku ingin meminumnya” sahut Bu Siska.
Bu Siska tak mempedulikannya. Semakin cepat dikulumnya jalan tol Pak Rio dan tangan kanannya mengocok-ngocok pangkal jalan tol Pak Rio seirama kocokan mulutnya. jalan tol Pak Rio berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.

Dan crott! crott! crott! Pak Rio menumpahkan spermanya didalam mulut Bu Siska. Bu Siska meminum cairan sperma itu. jalan tol Pak Rio terus dijilatinya, hingga seluruh sisa-sisa sperma Pak Rio bersih. jalan tol Pak Rio kemudian mengecil didalam mulutnya.

Pak Rio yang sudah mencapai orgasme kemudian turun dari meja.
“Kamu puas sayang dengan serviceku” tanya Bu siska.
“Puas sekali, kamu pitar sayang” puji Pak Rio sambil tersenyum.
“Gantian sayang, sekarang giliranmu memberiku kepuasan” pinta Bu Siska.
Bu Siska melepaskan gaunnya, juga pakaian atasnya, hingga dia telanjang bulat. Astaga ternyata Bu Siska tak memakai apa-apa dibalik gaunnya. Aku dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh mulusnya, putih bersih, ramping dan sexy dengan buah dada yang besar dan padat, juga bentuk tempenya yang indah dihiasi bulu-bulu yang dicukur tipis dan rapi.

Bu Siska kemudian naik keatas meja, kakinya diselonjorkan kelantai. Pak Rio mendekatinya. tempe Bu Siska diusap-usp dengan tangannya. Jari-jarinya dimasukkan, mencucuk-cucuk tempe Bu Siska. Bu Siska menjerit nikmat.
“Isep sayang, isep tempeku sayang” pinta Bu Siska menghiba.
Pak Rio menurunkan wajahnya mendekati selangkangan Bu Siska. Lidahnya dijulurkan ketempe Bu Siska. Disibaknya bibir tempe Bu Siska dengan lidahnya. Pak Rio mulai menjilati tempe Bu Siska.
“Oohh.. truss.. sayang.., jilatin terus.., akhh” Bu Siska mendesah.
Pak Rio dengan lihainya memainkan lidahnya dibibir tempe Bu Siska. Dihisapnya tempe Bu Siska dari bagian luar kedalam. tempe Bu Siska yang merah dan basah dicucuk-cucuknya. Kelentitnya disedot-sedot dengan mulutnya.
“Oohh.., enakk.., truss.., truss.., sayang” jerit Bu Siska.

Hampir seluruh bagian tempe Bu Siska dijilati Pak Rio. Tanpa sejengkalpun dilewatinya.
“Akkhh.., akuu.. mauu.. ke.. keluar.. sayang” erang Bu Siska.
tempenya berkedut-kedut. Otot-otot tempenya menegang. Dijambaknya rambut Pak Rio, dibenamkannya keselangkangannya.
“A.. akuu.., keluarr.., sayang” Bu Siska menjerit histeris ketika mencapai orgasme. tempenya sangat basah oleh cairan spermanya. Pak Rio menjilati tempenya hingga bersih.

“Kamu puas Sis?” tanya Pak Rio pendek.
“Belum! Entot aku sayang, aku ingin merasakan jalan tolmu” pinta Bu Siska.
“Maaf Sis! Aku tak bisa, aku harus pulang”.
“Nanti istriku curiga, aku pulang sore” sahut Pak Rio menolak.
“Kamu pengecut Rio! Dikasih enak aja takut!” kata Bu Siska jengkel.
Matanya meredup, memohon pada Pak Rio. Pak Rio tak mempedulikannya. Dia mengenakan celananya, kemudian berlalu meninggalkan Bu Siska yang menatapnya sambil memohon.

Ini kesempatanku! Pikirku dalam hati. Nafsu birahiku yang sudah memuncak melihat mereka saling isap, ingin disalurkan. Setelah Pak Rio berlalu, kudekati Bu Siska yang masih rebahan diatas meja. Kakinya menggantung ditepi meja. Dengan hati-hati aku berjalan mendekat. Kulepaskan baju seragamku, juga celanaku hingga aku telanjang bulat. jalan tolku yang sudah menegang, mengacung dengan bebasnya. Sampai didepan selangkangan Bu siska, tanganku meraba-raba paha mulusnya. Rabaanku terus keatas kebibir tempenya. Dia melenguh. Kusibakkan bibir tempenya dengan tanganku. Kuusap-usap bulu tempenya. Kudekatkan mulutku keselangkangannya. Kujilati bibir tempenya dengan lidahku.

“Si.. siapa.., kamu” bentak Bu Siska ketika tahu tempenya kujilati.
“Tenang Bu! Saya Doni murid Ibu! Saya Ingin memberi Ibu kepuasan seperti Pak Rio” sahutku penuh nafsu.
Bu Siska tidak menyahut. Merasa mendapat angin segar. Aku semakin berani saja. Nafsu birahi Bu Siska yang belum tuntas oleh Pak Rio membuatnya menerima kehadiaranku.

Aku melanjutkan aktivitasku menjilati tempe Bu Siska. Lubang tempenya kucucuk dengan lidahku. Kelentitnya kusedot-sedot.
“Oohh.., truss.. Don.., truss.. isep.. sayang” pintanya memohon.
Hampir setiap jengkal dari tempe Bu siska kujilati. Bu Siska mengerang menahan nafsu birahinya. Kedua kakinya terangkat tinggi, menjepit kepalaku.

Lima belas menit berlalu aku menyudahi aktivitasku. Aku naik keatas meja. Aku berlutu diatas tubuhnya. jalan tolku kuarahkan kemulutnya. Kepalanya tengadah. Mulut terbuka menyambut kehadiran jalan tolku yang tegang penuh.
“Wow! Gede sekali jalan tolmu!” katanya sedikit terkejut.
“Isep Bu! Isep jalan tolku!” pintaku.

Bu Siska mulai menjilati kepala jalan tolku, terus kepangkalnya. Pintar sekali dia memainkan lidahnya.
“Truss.. Buu.. teruss.., isepp” aku mengerang merasakan nikmat.
Bu Siska menghisap-isap jalan tolku. jalan tolku keluar masuk didalam mulutnya yang penuh sesak.

“Akuu.. tak.., tahann.., sayang! Entot aku sayang” pintanya.
“Ya.., ya.. Buu” sahutku.
Aku turun dari meja, berdiri diantara kedua pahanya. Kugenggam jalan tolku, mendekati lubang tempenya. Bu Siska melebarkan kedua pahanya, menyambut jalan tolku. Sedikit demi sedikit jalan tolku memasuki lubang tempenya. Semakin lama semakin dalam. Hingga seluruhnya amblas dan terbenam. tempenya penuh sesak oleh jalan tolku.
Aku mulai mengerakkan pantatku maju mundur. Klecot!Klecot! Suara jalan tolku ketika beradu dengan tempenya.
“Ooh.., nik.. matt.., sayang.., truss” Bu Siska mendesah.

Kuangkat kedua kakinya kebahuku. Aku dapat melihat dengan jelas jalan tolku yang bergerak-gerak maju mundur.
“Ooh.., Buu.., enakk.. banget.., tempemu.., hangat” desahku.

Sekitar tiga puluh menit aku menggenjotnya, kurasakan tempenya berkedut-kedut, otot-ototnya menegang.
“Akuu.., tak.. tahan.., Don, aku.. mau.. keluarr” jeritnya.
“Tahan.. Buu.., aku.. masih tegang” sahutku.
Dia bangun duduk dimeja memegang pinggangku erat-erat, mencakar punggungku.
“Akkhh.., akuu.. keluar” Bu Siska menjerit histeris.
Nafasnya memburu. Dan kurasakan tempenya sangat basah, Bu siska mencapai orgasmenya. Ibu guruku yang sudah berumur 37 tahun menggelepar merasakan nikmatnya kusetubuhi.

Aku yang masih belum keluar, tak mau rugi. Kucabut jalan tolku yang masih tegang. Kuarahkan kelubang anusnya. Kedua pahanya kupegang erat.
“Ja,.jangan.., Don” teriaknya ketika kepala jalan tolku menyentuh lubang anusnya.
Aku tak memperdulikannya. Kudorong pantatku hingga setengah batang jalan tolku masuk kelubang anusnya yang sempit.
“Aow! Sakitt.. cabutt.., Don.., aku.. sakitt.. jangan” teriaknya keras.
Kusodok terus hingga seluruh batang jalan tolku amblas. Kemudian dengan perlahan tapi pasti kugerakkan pantatku maju mundur.

Teriakan Bu Siska mengendor. Berganti dengan desahan-desahan dan rintihan kecil. Bu Siska sudah bisa menikmati sentuhan jalan tolku dianusnya.
“Jadi dicabut ngga Bu” candaku.
“Jangan sayang, enak banget” katanya sambil tersenyum.

Kusodok terus lubang anusnya, semakin lama semakin cepat. Bu Siska menjerit-jerit. Kata-kata kotor keluar dari mulutnya. Aku semakin mempercepat sodokanku ketika kurasakan akan mencapai orgasme.
“Buu.., akuu.. mauu.. ke.. keluarr” aku melolong panjang.
“Akhh.. akuu juga sayang” sahutnya.

Crott! Crott! Crott! Aku menumpahkan sperma yang sangat banyak dilubang anusnya. Kutarik jalan tolku. Kuminta dia turun dari meja untuk menjilati jalan tolku. Bu Siska menurutinya. Dia turun dari meja dan berlutut dihadapanku. jalan tolku dikulumnya. Sisa-sisa spermaku dijilatinya sampai bersih.

“Kamu hebat Don, aku puas sekali” pujinya.
“Aku juga Bu” sahutku.
“Baru kali ini tempeku dimasuki jalan tol yang sangat besar” katanya.
“Ibu mau khan terus menikmatinya” kataku.
“Tentu sayang” jawabnya sambil berdiri dan mengecup bibirku.

Kami beristirahat sehabis merengkuh kenikmatan. Kenikmatan selanjutnya kudapatkan dirumahnya. Bu Siska, guruku ternyata hyperseks. Dia kuat sekali ngesot. Satu malam bisa sampai empat kali.

Pengalamanku Waktu SMP

Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.
Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).


Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.


Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.


Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.
Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.


"Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih", kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.
Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. "Serr.. rr.. serr.. psstt", kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni.



"Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet" kata Tante Erni.
"Ah enggak apa-apa Tante", jawabku.
"Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?", tanya Tante Erni.
"Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?" tanyaku.
Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.
"Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu", kata Tante Erni.
Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya.
"Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi".
"Iyah Tante", jawabku.
Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.
Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.
"Lex, kamu enggak ikut?" tanya mamiku.
"Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah" kataku.
"Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi" kata Mami.
"Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin" kata Mami pada Tante Erni.
"Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok" kata Tante Erni.


Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.
"Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?" tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
"Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa" kataku.
Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.
"Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?" kelakar Tante Erni padaku. Aku pun bingung, "Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?" jawabku polos.
"Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman" kata Tante Erni sambil memegang si kecilku.
"Ah Tante bisa saja" kataku.
"Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah" aku hanya diam saja.
Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, "Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante"
"Enggak apa-apa, tanggung kok" kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.
Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
"Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah"
"Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya" kataku polos.
"Iyah kamu tenang saja yah" kata Tante Erni.
Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.
"Achh.. cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.
"Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih" kataku.
"Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok" kata Tante Erni.
Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.
"Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
"Croott.. ser.. err.. srett.." muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah.
"Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?" kata Tante Erni.
"Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante.."
"Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?"
"Enggak Tante"
Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni.
"Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih". Aku jadi salah tingkah
"Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti" katanya padaku.
"Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi" pintaku pada Tante Erni. Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa.
"Tante kencing yah?" tanyaku.
"Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah".


Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku
"Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap" katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil.
"Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih" kata Tante Erni. Dia mulai memegang penisku lagi, "Lex Tante mau itu nih".
"Mau apa Tante?"
"Itu tuh", aku bingung atas permintaan Tante Erni.
"Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?"
"Tapi Alex enggak bisa Tante caranya"
"Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah" kata Tante Erni padaku.
Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.
"Lex jilatin donk punya Tante yah" katanya.
"Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi"
"Coba saja Lex"
Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku.
"Achh.. hgghhghh.. Tante"



Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.


Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.
"Kamu tahu enggak mandi kucing Lex" kata Tante Erni.
Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.
Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.
"Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex" kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.


Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.
"Lex masukin donk Tante enggak tahan nih"
"Tante gimana caranya?"
Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.
"Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh" erang Tante Erni.
Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.
"Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya" pinta Tante Erni padaku.
Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.
"Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg.." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
"Tante Alex kayanya mau kencing niih"



Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.


Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.
"Lex kamu sudah baikan?" tanya Mamiku.
"Sudah mam, aku sudah seger n fit nih" kataku.
"Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat" tanya Mami sama Tante Erni.
"Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas" kata Tante Erni.


Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.
Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.


Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

Ngentot Dengan Dukun Demi Jadi PNS

Perkenalkan Nama gw Andika ( nama samaran )! Gw baru lulus kuliah dan kepengen sekali menjadi seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil ) masa depan cerah gitu kata orang! menjadi PNS merupakan impian bagi sebagian besar orang! Bergagai cara dilakukan agar bisa lolos tes CPNS. ikut bimbingan tes CPNS, mengasi uang pelicin, menyewa joki, sampai ke dukun sekalipun akan dilakukan. Entah karena putus asa setelah beberapa kali gagal dalam tes, akhirnya gw juga memakai jasa dukun atau orang pintar dan bukan mbak errot lho. Menurut info yang gw peroleh dari sahabatku , ada seorang dukun di pinggir kota yang dulu pernah meloloskannya menjadi PNS.

Malam itu gw sendirian pergi mencari rumah dukun itu. Setelah sempat muter-muter nanya sana-sini, akhirnya gw tiba di sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak terlihat dari jalan raya. Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya pohon-pohon mangga membuat suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa kali mengetuk pintu, seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya membukakan pintu.

“Permisi, apa benar ini rumahnya Mbak Ayik ( nama samaran juga )?” tanya kemudian.

“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Pak!” Setelah dipersilakan duduk, tanpa basa-basi gw segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan maksud kedatanganku.

“Ooo, jadi Pak Andika ini juga pengen jadi PNS tohhhh?”

“Iya Mbak! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat, seperti yang dikatakan teman saya.” Gw menyodorkan satu botol madu murni kepada Mbak Ayik .

“Kalau begitu, silakan Pak Andika ikut saya ke dalam!” Mbak Ayik beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang gw berikan tadi. Beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang gw membuntutinya sambil memperhatikan gerakan pantat montoknya yang membuatku menelan ludah.

Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Mbak Ayik menutup pintu dan menyuruhku membuka pakaianku.

“Maaf ya Pak Pak ! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!”
“Semuanya, Mbak?” tanyaku malu-malu.

Mbak Ayik tersenyum, “Pak Andika gak usah malu. Anggap saja saya tidak ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Pak Andika !” Mbak Ayik benar, pikirku. Lagi pula gw sudah terlanjur datang ke sini, jadi gw tidak perlu malu lagi.
Sementara Mbak Ayik menyiapkan kelengkapan ritual, gw segera menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu di tangannya, Mbak Ayik datang dan duduk di sampingku. Sesaat gw sempat melihat Mbak Ayik mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.

Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Mbak Ayik mulai menuangkan madu murni itu ke sekujur tubuhku. Gw memejamkan mata saat tangan lembut Mbak Ayik mulai menyentuh dada gw, meratakan madu yang lengket itu ke setiap sudut tubuhku. Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari, meremas-remas dada bidangku dan putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu halus yang tumbuh di atasnya. Gw menggigit bibirku sendiri, mencoba mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal paha gw.

“Pak Andika sudah punya pacar?” tanya Mbak Ayik memecah keheningan.
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Mbak!”
“ehmmm… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Pak !” kata Mbak Ayik meledek.
“Ah, Mbak Ayik ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut Mbak Ayik ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi kemaluanku. Gw juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap. Wah, mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas paha mulus itu. Mbak Ayik membiarkannya ketika tanganku mengelusnya. Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya.

Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Mbak Ayik turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang keras dan liat.

“Wah… badan Pak Andika kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Pak Andika rajin olah raga.”
“Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin fitnes.”
“wahhhh.. pantesan adik Pak Andika gede!”
“Maksud Mbak Ayik , adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.

“Maksud saya adik yang ini…..” kata Mbak Ayik sambil meremas kejantananku tanpa rasa canggung. Ada rasa kaget sekaligus senang dengan perlakuan Mbak Ayik . Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan madu, kemudian mengocoknya pelan.

“opsttt … Mbak! Enak…!” gw melenguh nikmat. Gw juga semakin berani dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan ternyata Mbak Ayik menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia sedikit mengangkat pantatnya agar gw bisa mencapai pangkal pahanya. Wow! Sekali lagi gw terkejut sekaligus senang manakala tanganku menyentuh rambut-rambut halus di antara pangkal paha Mbak Ayik . Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam.

Perlahan-lahan gw mulai menggosok bibir memek Mbak Ayik yang sudah basah itu dengan jariku. Mbak Ayik bertambah kelojotan dan semakin bersemangat mengocok batang kontolku. Perlahan-lahan batang kejantananku itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Mbak Ayik mulai menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal paha gw, melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat kontolku yang sudah bertonjolan.

“Gimana Pak Pak ? Enak kan?” tanya Mbak Ayik di sela-sela aksinya.
“Ahh… nikmat banget Mbak! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Gw memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja. Namun kali ini Mbak Ayik memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim enak… Terbukti ketika Mbak Ayik dengan lembut memasukkan ujung kontolku ke mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku.

“ohhhhh..yeahhh nak, Mbak!” nafasku semakin memburu. gw merintih-rintih nikmat, namun Mbak Ayik masih asyik mempermainkan kontolku di dalam rongga mulutnya. Gw juga semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas. Bahkan Mbak Ayik juga turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya Mbak Ayik masih memiliki tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, Tokednya yang kencang dan montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin mengunyahnya. Oh, sungguh seksi sekali dukun ini.

“wakzzz…. kontol Pak Andika memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya memang sudah lama mendambakan kontol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus Mbak Ayik kembali melumat kejantananku. Kali ini beliau mengangkangi tubuhku dan menyodorkan memeknya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, gw mendekatkan mulutku ke memek Mbak Ayik yang merekah merah. Bau harum yang keluar sangat merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya.

Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan memeknya dengan lembut.

“ohhhhh..yahhhhh… begitu Pak ! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…tuhan!”

Mbak Ayik bertambah semangat mempermainkan kontolku di dalam mulutnya. Sementara tangannya mengocok batang kontolku, kepalanya juga bergerak naik turun. Sesekali beliau menyedot-nyedot ujung kontolku kuat-kuat. Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok kemaluan masing-masing.

Berapa saat kemudian Mbak Ayik melepaskan kulumannya.

“Gimana, Pak Andika Suka kan?” tanya Mbak Ayik sambil tersenyum pada gw.

Gw hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Mbak Ayik yang masih memijit-mijit batang kontolku.

“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai kontol besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Pak Andika pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.” kata Mbak Ayik menjelaskan. “Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan kontol Pak Andika yang besar ini!”

Mbak Ayik mengambil posisi duduk di atas paha gw. Perlahan-lahan beliau meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung kontolku mulai memasuki memiawnya yang hangat.

Entah karena memiaw Mbak Ayik yang sempit, ataukah karena kontolku yang besar, proses penetrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Mbak Ayik tampak susah payah berusaha agar batang kontolku bisa masuk utuh ke dalam memiawnya. Sampai akhirnya…

“Aaougghh…. aduh Pak Andika ! Gede banget kontolmu!” tubuh Mbak Ayik yang mulus tampak berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali ia menghirup nafas dalam-dalam sambil membiarkan batang kontolku terbenam dalam rongga memeknya yang sempit. Beberapa saat kemudian Mbak Ayik mulai beraksi. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dada bidangku, beliau mulai mengayunkan pantatnya naik-turun.

“uuhhhhh… ohhhhhhhh…!” Gw mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku memegang pinggul Mbak Ayik untuk mengatur gerakan naik-turunnya. Sesekali tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal yang melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya. Dengan liar Mbak Ayik menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di atas tubuhku, seperti seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya. Terkadang beliau juga membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga jepitan memeknya terasa mantap. Batang kontolku terasa seperti di pelintir dan dipijit-pijit di dalam lubang kenikmatan itu. Terasa sangat hangat dan nikmat. Ooouuuhhh…

Semakin lama gerakan Mbak Ayik semakin liar tak terkendali. Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding terdalam rongga memeknya. Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi lokomotif tua yang berjalan dengan sisa-sisa tenaganya.

“Oh, Pak Andika …, saya…sudah…nggak kuat…lagi…!

Mbak Ayik menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari dalam rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dada gw. Seolah ingin menancapkan kuku-kukunya ke dalam bukit dada gw.
“Ooohhh… sebentar lagi Mbak! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh… yeaahhh….!”

Gw juga mempercepat gerakanku. Meskipun Mbak Ayik terlihat lelah, namun gw masih bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan ke bawah. Beberapa menit kemudian, gw merasakan batang kontolku semakin mengencang dan mulai berdenyut-denyut. Gw segera mempercepat gerakanku. Kuhentak-hentakkan tubuh Mbak Ayik . Bunyi berkecipak semakin terdengar nyaring. Sampai akhirnya…..

“Saya… keluar Mbak! Oogghhh…!” gw meregang nikmat bersamaan dengan menyemburnya sperma di dalam rongga kenikmatan Mbak Ayik . Seketika tubuhku lemas. Gw sudah tak mampu lagi menopang beban Mbak Ayik yang berada di atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang kejantananku masih tetap menancap di memeknya yang hangat. Dalam hati gw kagum dengan wanita ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam bercinta. Belum pernah gw merasakan pengalaman senikmat ini dalam berhubungan sex.

“Pak Andika memang benar-benar hebat!” kata Mbak Ayik sambil membelai dan sesekali menciumi bulu-bulu halus di dadaku.

“Mbak juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Mbak!” Gw mengecup kening beliau dan membelai-belai rambut dan Tokednya yang terurai panjang. Tak berapa lama kemudian kami pun terlelap saling berpelukan.

Entah sudah berapa lama gw terpejam, ketika gw merasakan sesuatu yang merayap di atas perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan gw membuka mataku, ternyata Mbak Ayik tengah asyik menciumi, menjilati dan melumat permukaan kulit perut sixpackku.

“Aahhh…, Mbak Ayik masih pengen nambah lagi?” desahku pelan.

Mbak Ayik tersenyum manja, “Habis…, kontol Pak Andika guede sih! Siapa sih yang gak ketagihan ama kontol segede ini!”

“Ah, Mbak Ayik ini bisa aja!” gw hanya merem melek, menikmati tangan beliau yang bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau membelai kejantananku dan mengurut-urutnya dengan jempol dan telunjuknya. Terasa nikmat memang. Mbak Ayik bertambah antusias ketika batang kontolku mulai membesar dan mengeras. Dan dengan rakus, Mbak Ayik mulai menjilatinya, melumat dan mengocok kejantananku dengan mulut mungilnya.

“Aaahhh…, aaahhh…, enak Mbak! Oohhh…!” gw hanya bisa mengerang keenakan.

“Hhhhmmm…., Pak Andika mau yang lebih enak lagi?” tanya Mbak Ayik menggoda.

“Emang ada yang lebih nikmat, Mbak?”

“Coba Pak Andika berdiri!” gw menuruti perintah Mbak Ayik . Dengan kondisi tubuhku masih telanjang bulat, gw berdiri di atas ranjang. Sementara itu, Mbak Ayik yang berlutut di hadapanku tampak memandangi batang kejantananku yang sudah berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan Mbak Ayik meraihnya dan mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya, tapi ternyata tidak. Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan batang kontolku di permukaan Tokednya yang lembut.

“Oohhh…. yaaahhh! Enak banget Mbak!”

“Ini masih belum seberapa, Pak ! Coba Pak Andika rasakan yang ini…” Mbak Ayik menggeser batang kontolku dan menyelipkannya di antara belahan Tokednya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Andika !”

Gw menurut saja. Perlahan-lahan gw mengayunkan pantatku maju dan mundur, sementara Mbak Ayik menekan-nekan Tokednya kencang sehingga batang kontolku terasa terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal.

“Oouuhhh…! Mbak Ayik memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini benar-benar luar biasa, Mbak!” gw mendesah-desah nikmat. Susu Mbak Ayik yang menekan-nekan kontolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga kami melakukan foreplay ini. Sampai akhirnya Mbak Ayik meminta gw untuk segera menuntaskan permainan itu.

“Aahhh…, Pak Andika ! Mbak sudah kepengen banget nih!” rengek Mbak Ayik . Beliau melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti orang sedang menungging. Meskipun gw masih belum begitu pengalaman, namun gw sudah pernah melihat posisi seperti itu dalam film porno. Perlahan-lahan gw membimbing kejantananku yang sudah berdiri keras ke arah lubang kewanitaan Mbak Ayik yang menganga dari belakan. Mbak Ayik tampak menggigit bibir sendiri ketika gw mulai menggesek-gesekkan ujung kontolku di bibir memeknya.

“Ooouhhh…, ooohhh…! Cepetan masukin dong Pak !” rengek Mbak Ayik .

Pelan-pelan kutusukkan ujung kejantananku ke arah memek Mbak Ayik yang memerah.

“Aahhhh…!” gw melenguh nikmat. Di usianya yang sudah tidak muda lagi, tapi Mbak Ayik masih memiliki memiaw yang seret lagi keset. Jepitannya masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang kontolku. Terlebih ketika seluruh batang kontolku tertanam dan terhisap di dalam rongga memiawnya. Sesaat gw membiarkan kontolku tertancap. Kemudian, pelan tapi pasti gw mulai mengayunkan pantatku maju-mundur.

“Aaaahhhh…, yeaahhh….! Sodokanmu mantep banget Pak Andika , Ooohhh…!” Mbak Ayik mengoceh tak karuan. Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat gerakanku mulai cepat. Lama juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Mbak Ayik terlihat sangat lelah.

“Aduh…, Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!”

Gw mencabut kontolku, sedangkan Mbak Ayik terguling ke samping dan terkapar dengan tubuh bersimbah keringat. Payudaranya yang montok tampak naik turun seiring dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah mengatur nafas beberapa saat, gwpun mulai melanjutkan aksiku. Kubentangkan kaki Mbak Ayik ke samping lebar-lebar, kuangkat kaki kanannya dan kuletakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan kutarik pinggang Mbak Ayik dan kuarahkan batang kontolku menuju liang surgawinya yang menganga, dan sleeeep…!

Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu.

“Aduuhh…, pelan-pelan dong sayang!” rintih Mbak Ayik .

Kembali gw ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Mbak Ayik yang berada di bawahku tampak kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika gw membercepat ayunanku dan menekan kuat-kuat batang kontolku ke dalam rahimnya. Beliau hanya bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram kuat-kuat otot-otot lengan dan dadaku. Sambil terus bergerak maju mundur, seskali gw meremas-remas, menjilat, dan menciumi Tokednya.

“Iyaah…aaghhh! Terus sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh….!” Mbak Ayik mengoceh tak karuan. Namun gw tidak menghiraukannya. Gw terus memompa tubuh seksinya dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin lama gerakanku semakin liar.

“Ooohh…, Pak ! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau keluarrr….!”

Gw merasakan dinding-dinding memek Mbak Ayik mengerut dan berdenyut-denyut, mencengkeram dan meremas-remas batang kontolku dari dalam. Semakin lama kedutan memek Mbak Ayik semain cepat, hal yang sama juga terjadi padaku. Batang kontolku sudah terasa ngilu dan berdenyut-denyut. Sampai akhirnya…..

“Aaarrggghhh….! Gw keluar lagi Pak !” Mbak Ayik menjerit puas. Gw semakin mempercepat gerakanku, mengoyak-ngoyak isi memek Mbak Ayik . Namun sebelum sperma keluar, gw segera mencabut kontolku. Sambil mengocoknya dengan tanganku, gw menyodorkan batang kontolku ke bibir Mbak Ayik yang terbuka. Gw semakin mempercepat kocokan tanganku sampai akhirnya….

“Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!”

Crot…crot…croottt! Cairan putih kental muncrat beberapa kali ke mulut Mbak Ayik . Tanpa rasa jijik beliau menelan habis spermaku, kemudian menjilati sisanya yang masih menempel di batang kontolku.

Seketika tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan gw pun terkapar di sisi Mbak Ayik .

“Oh, Pak Andika benar-benar perkasa! Terima kasih ya Pak !” gw memeluk tubuh Mbak Ayik dan mencium keningnya. Beliau tampak tersenyum puas sambil meletakkan kepalanya di atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu halus di atasnya.

“Kalau saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Mbak Ayik mau minta apa?” tanyaku kemudian.

Mbak Ayik bangkit dan duduk bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta apa-apa kok, Pak !” beliau tersenyum, “Pak Andika tidak perlu membelikan saya apapun! Saya cuma minta ini…..” Mbak Ayik meraih kontolku yang terkulai tak berdaya. Kemudian mengurut-urutnya dengan jemarinya yang lentik.

“Maksud Mbak Ayik ?” tanyaku tidak mengerti.

“Kalau Pak Andika berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Pak Andika mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya jatah untuk dient*t pakai punya Pak Andika yang besar dan panjang ini…..” lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih lengket di batang kontolku.
“Ah, kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap melayani mbak!”

Mendengar jawabanku Mbak Ayik kegirangan. Dan beliau kembali menggugah birahiku dengan memberikan kuluman dan kocokan di batang kontolku. Beberapa minggu kemudian akhirnya gw benar-benar lolos menjadi PNS. Dan setelah dilaksanakan pelantikan, gw memenuhi janjiku kepada Mbak Ayik . Setiap kali ada kesempatan, gw selalu berkunjung ke tempat Mbak Ayik . Tentu saja untuk memberinya kepuasan. Dan selama berhubungan dengannya, beliau masih saja mengakui kejantananku dalam bermain cinta!Cerita Ngentot Dukun Sexy kali ini demi cita citaku menjadi seorang PNS

Nikmatnya Vagina Tante Mirsya

Namaku Rei, saat kejadian ini usiaku baru 17 tahun. Kisah ini berawal 2tahun lalu, karena kepindahan orangtuaku ke Bandung . Aku yang masih SMU juga harus ikut pindah ke Bandung . Sebagai warga baru seperti biasanya kami sekeluarga memperkenalkan diri dulu kepada tetangga-tetangga didaerah rumahku yang baru.
Ada satu tetangga yang membuat aku sangat tertarik, selain ramah dan baik aku juga terangsang dengan wajahnya yang cantik meskipun dari segi body tante mirsha ini kurang menarik. Tante Mirsha berkulit putih, berwajah cantik dengan rambut sebahu dan berumur 35 tahun. Tante mirsha baru mempunyai anak satu, dan masih TK.

Setelah perkenalan itu ibu dan ayahku terbilang dekat dengan om dan tante mirsha ( mirsha adalah nama suaminya ). Karena kedua orangtuaku bekerja aku, sering sekali aku dikirimkan makanan-makanan dari tante mirsha, dan kupikir ini kesempatan.

Suatu hari, didaerahku hujan lebat. Tiba-tiba tante mirsha datang dengan keadaan basah kuyup, memberitahukan bahwa rumahnya bocor dan aku disuruhnya melihat dan membetulkan genteng rumahnya. Aku yang sedang dalam gairah tinggi melihat ini adalah kesempatan besar. Aku masuk ke dalam rumah tante mirsha, dan baru saja masuk aku langsung memeluk tante mirsha. Tante Mirsha berontak tapi aku dengan kuat terus memeluknya dari belakang, kudorong tante mirsha ke sofa dan kulucuti pakaiannya satu persatu. " Rei, kamu mau apa jangan macam-macam rei!"bentak tante mirsha, tapi aku yang sudah nafsu terus saja melucuti pakaian tante yang basah. Dengan cepat aku melucuti pakaian tante, dan terpampang jelas tubuhnya yang indah. Kuhisap langsung memeknya yang merah dan minta disuntik dengan segera." Rei, mmmmhhhhh, geli rei. Jangan diteruskan rei, mmmmmhhhh" keluhnya dan aku masih tetap saja kujilati memek tante mirsha. 5 menit aku jilati memek tante mirsha, setelah itu kupaksa tante mirsha melayani kontolku dengan mulutnya sampai tante mirsha muntah-muntah karena sepertinya memang baru sekali ini saja. Dan 5 menit berikutnya aku paksa kembali tante mirsha melayani kontolku dengan memeknya.

" Ah, tante memeknya keset banget sih. Kan susah masukinnya !", Kontolku baru masuk seperempat.
" Rei jangan rei, mmmmmmhhhhhhhhhhhhh ."
" Pokoknya tante harus melayani saya sampai sore "
" Jangan Rei, aduhhhh sakit rei" kontolku sudah tenggelam di kenikmatan yang tiada tara.
kupercepat tempo sodokanku, dan tante mirsha menggeliat dengan keringatnya yang menetes.
" Ayo tante, mmhhhhhh"
"Mmmmmmmmmhhhhhhhhh hhhhh, reeeeeeiiii, reeeeeeeeeeeei" dihempaskannya tubuhku, kontolku mengayun saja setelah lepas dari memek tante mirsha. Tante mirsha bangun dan berdiri dalam keadaan bugil.

"Rei kamu harus tanggung jawab, tante gak terima kalo kamu yang main diatas"
Dipegangnya kontolku, dimasukkannya lagi ke dalam memeknya. Tante mirsha merem melek menahan kenikmatan kontolku yang lumayan besar.
" Rei kontol kamu ueeenak banget sih, tante genjot yah! "
" Iya tante, yang cepet ya tante "
Tante mirsha terus menggenjot kontolku, dan sekarang aku yang merem melek.
" uhhh. rei sayang tante mau keluar "
" keluarin aja tante "
" gantian dong sayang, tante capek nih "
" tante nunging yah, biar sama-sama enak". Tante Mirsha menurut yang aku bilang.
Kucari lubang anus tante Mirsha, karena aku belum sama sekali merasa mau keluar. Kucoba tusukkan kontolku ke anusnya dengan pelan,
" rei jangan disitu sayang, tante belum pernah sayang"
" tenang aja tante dijamin enak deh!"
" rei sakit rei, ahhhhhhhhhhhhhhhhhh hh. sakit rei udah rei" jerit tante mirsha setelah kontolku sudah masuk setengah anus tante mirsha.
" enakkan tan, kontolku"
" heeh enak banget, tapi jangan cepet2 yah rei "
lima menitsudah kusodok lubang anus tante mirsha, tiba-tiba terdengar suara mobil jemputan anak tante mirsa sudah kembali dari sekolahnya. Aku yang belum keluar mempercepat sodokanku sedang tante mirsha sudah 2 kali.
"sayang udahan dulu yah!,dona udah pulang tuh!". tante mirsha melepaskan kontolku yang masih tegang.
"tan, saya belum keluarnih"
"masak sih rei,kuat amat sih,. Ya udah tunggu tante dikamar nanti tante nyusul."
" gak mau ah" kutarik lagi tante mirsa dan sekarang memeknya yang kujadikan sasaran keberanganku.
" ahhhhhhhhhhhh. terus sayang.terus. jangan dilepasin dulu ya".
tiba-tiba donna anak tante mirsa membuka pintu.
"mama, eh mama lagi ngapain sama om rei".donna yang ketawa melihatku dengan mamanya dalam keadaan ngentot.
"dona kekamar dulu ya, ganti baju dulu ya.mama lagi main dulu sama om rei"
"iya sana dona masuk dulu, ntar om rei beliin coklat deh"
donna yang belum tahu apa-apa langsung lari kekamar dengan senangnya karena aku janji belikan cokelat.
"terusin lagi dong rei, tanggung nih"
kuteruskan lagi permainanku, sekitar sepuluh menit kemudian aku merasakan ada yang mau keluar dari kontolku.
"tante, rei mau keluar nih. mo bareng gak?"
"mmmmmmmmhhhhhhhhhh hhhhhh, terusin aja sayang kontol kamu enak banget sih, "ante juga mau keluar nih. mmmmmmmmmmhhhhhhhhh hhh"
"tante mirsha mmmmmmmmhhhhhhhhhhh hhh enak banget tante"
tak lama kemudian dikontolku terasa ada rasa hangat yang luar biasa.
"tante juga keluar rei, kontol kamu enak banget ya!"
"memek tante juga luar biasa"
aku memeluk tante mirsha dengan erat sambil tiduran disebelahnya tanpa melepas kontolku didalam memek tante mirsha.
"rei kamu udah merawanin 2lubang tante.kontol kamu tuh yang baru pertama kali ngerasain pantat sama mulu tante.ternyata kamu hebat banget deh"
"tante, kapan-kapan boleh minta lagi ya!"
"diatur ajalah,yang penting waktunya enak"
"makasih ya tante"
aku dan tante mirsha berciuman sebelum pulang. dan keesokan paginya kami melakukan lagi, dan terus melakukan setelah dona dan om mirsha berangkat.kadang kalo ortuku mudik atau menengok kakakku yang kuliah dijakarta, tante mirsha datang kerumahku walaupun om mirsha ada dirumah. dengan alasan mengantar makanan, kami sempat melakukan walau kilat saja, tapi aku puas.

ini terus kulakukan sampai pada saat tante mirsha hamil, dan menurutnya itu adalah benihku. aku sempat melihat anak pertamaku, sebelum aku harus kuliah di jakarta menyusul kakakku disana. tapi kalo aku pulang ke Bandung, aku masih melakukannya dengan tante mirsa. mungkin aku jatuh cinta pada memek tante mirsa, dan sepertinya aku mengidap odipus complex. Karena di jakarta pun aku juga sering melakukannuya dengan tante-tante sebaya tante mirsha walaupun tak seenak memek tante mirsha tak apalah untuk selingan aja kok.
tapi tetap saja kontolku buat memek tante mirsha. love u tante mirsha

Ngentot Di Karauke

Perkenalkan nama ku Rudi. Aku berumur 24 tahun, dan skr masih kuliah di sebuah unversitas swasta di Jogja. Aku berasal dari keluarga yg dibilang mampu. Ayahku seorang pejabat di Jakarta. Jadi, taraf hidupku bisa dibilang mewah. Di Jogja, aku mengontrak bersama teman2 sekampusku. Ya meskipun aku tergolong orang yg mampu, aku lebih memilih kontrak bersama teman2ku daripada tinggal di rumah sendiri, walaupun orang tuaku berkali2 menawarkan untuk membeli rumah di Jogja, karena aku lebih suka hidup bersosialisasi, berkumpul2 dengan teman2ku.

Kisahku terjadi saat masa liburan kuliah setelah ujian akhir semester. Semua teman2 sekontrakanku berasal dari kota2 di sekitar Jogja. Seperti, Klaten, Solo, Magelang. Jadi, liburan seperti ini mereka pasti pulang ke kota masing2. Hasilnya, aku sendirian saja di kontrakan. Tapi kesendirianku terobati karena dikontrakan ini kami memasang akses internet, jadi aku bisa browsing, mencari informasi2 di internet. Atau bisa chatting, sapa tau ada cewek yang bisa menemaniku. Setelah beberapa lama browsing, aku menemukan satu forum yang membahas tentang tempat2 ‘underground’ di wilayah Jogja. Setelah kubaca satu per satu obrolan2 mereka di forum itu, aku tertarik dengan pembahasan tentang satu tempat karaoke yang menyediakan cewek2 untuk menemani karaokean. Dan tak jarang, cewek2nya bisa diajak ml di dalam ruang karaoke.

“Wah, boleh dicoba nih”, pikirku. Setelah selesai membaca semua obrolan tentang tempat karaoke itu, aku pun memantapkan tekad untuk mencoba kesana malam ini seorang diri. Pasang muka tembok aja. Lagian aku bayar juga toh. Aku pun bergegas mandi dan berpakaian sekeren mungkin serta tak lupa menyemprotkan parfum imporku. Kemudian aku naik ke honda Jazz ku dan langsung meluncur ke lokasi.

Kuparkirkan mobilku, kemudian aku berjalan menuju resepsionis.
“Mau karaoke mas?” Tanya resepsionisnya.
“iya mbak. Tarifnya berapa ya disini?” tanyaku.
“masnya sendirian ya? Kalau sendiri pake yg ukuran small aja mas……”, kemudian aku dijelaskan tentang harga2, paket2 dan fasilitas yg didapat. Kemudian aku memilih satu paket, dimana aku bisa mendapat 4 orang cewek untuk menemani, 1 botol Jack’D dan 3 jam karaoke.

Kemudian ada seorang cewek yg sedikit berumur, kutaksir umurnya sekitar 35 tahun. “Mari mas saya antarkan untuk pilih teman karaokenya”, kata cewek itu. Ternyata cewek itu seperti “mami”nya neh. Kemudian kami pergi meninggalkan resepsionis dan melewati sebuah bar, dan berhenti di sebuah lorong yg di dindingnya ada sebuah kaca satu arah. Dan di dalamnya ada sebuah ruangan besar yang ada banyak cewek2 yg sedang duduk berderetan di kursi2 yg disusun sedemikian rupa, sehingga tamu2 dapat leluasa untuk memilih. Dan semuanya memakai gaun2 yang sangat menantang pria. Roknya sangat pendek, sampai hampir celana dalamnya kelihatan kalau mereka membuka sedikit pahanya, berdada terbuka sampai memamerkan belahan tokednya, tanpa lengan semua jadi hanya seutas tali yang melingkari lehernya atau di pundaknya sehingga memamerkan lengan mereka yang mulus2

“Gile, pilih yang mana nih???”, pikirku.
Pilih…pilih..pilih… dan si mami juga memberikanku beberapa masukan tentang “anak2nya”. Akhirnya pilihanku jatuh pada 3 cewek yang kelihatannya sedang asyik ngobrol.
“kan jatahnya 4 cewek mas, kok Cuma pilih 3?”, tanya si mami.
“3 dulu aja mbak, tu aja udh kebanyakan. Aku kan Cuma sendiri” jawabku.
“Oya udh kalo gitu, tunggu sebentar ya”. Kemudian mami itu masuk ke pintu di sebelah kaca dan berteriak “ANDIN… CIKA… VENI…”.

Sementara itu, aku dihampiri seorang waitress, “mari mas, saya antarkan ke room nya. Nanti teman karaokenya langsung ke room kok”, ajak pelayan itu. Kemudian kami berjalan menyusuri lorong panjang, dan disitu terdapat banyak room untuk berkaraoke. Dan terdengar juga suara2 orang yg sedang berkaraoke disitu, walaupun hanya seperti berdebam. Akhirnya sampai di room pesenanku. Kemudian aku masuk dan pelayan itu meninggalkanku sendiri. Ada sofa panjang di 1 sisi ruangan dan didepannya ada sebuah meja, yg sudah terdapat 1 botol Jack’D, 1 pitcher cola, sekeranjang buah, dan 5 buah gelas. Dan terdapat 1 layar monitor besar di sisi yang lain lengkap dengan sound system disampingnya serta tergantung di langit2 room.

“Ah tak ada salahnya aku siapkan dulu kesan pertama”, pikirku. Kemudian aku susun 4 gelas di atas meja, aku tuangkan Jack D dan cola di dalamnya, dan ku selipkan selembar uang seratus rubian di bawahnya. Tak lama kemudian pintu terbuka dan masuk 3 cewek cantik yg kupilih tadi., yg langsung duduk di sebelahku. Kemudian kami berkenalan, yg pertama, “hai, namaku cika”. Cika punya wajah yg oriental, sepertinya org keturunan China gitu, dan wajahnya manis bgt. Kulitnya putih bersih, bodinya langsing, tapi tak lebih tinggi dariku, ukuran bra sekitar 34B. Yang kedua,
“Aku Andin”. Yang ini facenya Jawa bgt, cantik, kulitnya putih, dan bra nya sekitar 36A. Yang ketiga,
“Veni”, yg ini favoritku, wajahnya seperti blasteran gitu, sangat cantik, dan tubuhnya sangat proporsional, dan branya sekitar 34B. Mereka semua memakai gaun yang jauh di atas lutuh sehingga sangat memamerkan kemulusan paha masing2 dan berdada rendah sehingga sangat jelas terlihat belahan dada mereka. Libido ku pun langsung naik, begitu juga penisku yang mulai berontak dibalik celana. Ingin rasanya kugarap mereka sekaligus. Tapi aku belum punya rencana.

“Ayo diminum dulu, sekaligus buat perkenalan. Aku Rudi. Kalian semua cantik2 ya.” Kataku pada mereka.
“Loh kok udah dituangin mas. Ini kan tugas kita” kata Cika.
“Ah gak papa. Ayo kita minum”, sembari mengangkat gelasku. Dan mereka pun mengangkat gelas masing2, dan kulihat mereka lsg menyambar uang yg kuselipkan tadi dan dimasukkan ke kantong masing2. Selesai minum, Vika bertanya,
“mau nyanyi apa nih mas?”. Setelah ngobrol2 sejenak dan memilih2 lagu, kemudian kami berkaraoke bersama2. 1 lagu… 2 lagu… 3 lagu… sambil menghabiskan minuman yang ada. Sudah hampir habis setengah botol lebih, gaya2 mereka terlihat semakin panas.
“wah mulai mabok neh mereka”, pikirku.

Goyangan2 mereka semakin erotis, dan tak jarang bergoyang ber2 bersama temannya, kadang mereka juga menari ber3 dan memperlihatkan tarian yang sangat memancing gairah. Sedangkan aku hanya duduk dan menikmatinya sambil mengamati keadaan mencari waktu yang tepat untuk bisa menggarap mereka, penisku juga bangun terus dari tadi.
“Tapi bisa gak ya?”, aku bertanya2 dalam hati.
Kemudian, mereka mulai memutar lagu2 dugem, dan aku ditarik oke Veni.
“ayo mas ikut jogged dong, jangan duduk aja”, ajak Veni sambil menarik lenganku. Kemudian kami berjoged berdua, Veni membelakangiku sambil menggoyang2kan pantatnya tepat didepan penisku. Aku pun ikut bergoyang sambil sedikit2 mendekat2kan penisku ke celananya.
“wah mas payah neh, segitu aja “dedek”nya udah bangun”, kata Veni. Aku kaget, ternyata Veni menyadari kalau penisku sudah menantang dari tadi.
“Abis kalian goyangnya seksi banget seh dari tadi”. Kemudian Cika bergabung bersama kami. Dia berjoged seksi di belakangku dan mengarah ke aku. Sesekali payudaranya mengenai punggungku, dan saat itu aku sengaja berjoged dengan gaya sedikit memundurkan punggungku. Kenyal baget tokednya ni cewek, dan tak ada tanda penolakan dari Cika.

Kemudian Andin datang dengan membawa minuman untuk kami, langsung kami minum habis. Andin sedikit tersenyum kearahku, tiba2 dia mengelus penisku yg seudah tegang dari luar jeansku, kemudian berbalik dan mengembalikan gelasku ke meja, kemudian bergabung berdansa.
“Wow, sepertinya 3 cewek ini memberi lampu hijau neh”, pikirku. Paling asal aku kasih duit lagi, mereka mau aku ajak sex party disini.
“Coba nekad aja lah” pikirku, sambil tetap berjoged, aku merogoh kantongku, mengambil 2 lembar seratus ribuan, kemudian kupeluk Veni dari belakang, dan memperlihatkan uang tersebut ke Veni dan goyangan pantatnya ternyata lebih erotis lagi di depan penisku. Pelan2 kuelus uang itu di lehernya. Tak ada tanda penolakan, kemudian sedikit turun kebawah dan akhirnya kuselipkan masuk ke branya, sambil sedikit kusentuh tokednya.
“Mas horny ya?” tanya Veni sambil mengelus penisku dari luar.
“iya nih Ven, rasanya udah gak nyaman banget neh” jawabku.
“Gak nyaman gimana mas?”, tanyanya lagi
“Capek tegang terus dedekku, butuh pelampiasan kayanya”, jawabku mencoba to the point.
“bisa diatur kok mas”. Wow, berhasil nih.
“tapi dimana? Disini?”, tanyaku.
“Iya lah, disini aja, Aku mau kok. Paling Cika ama Andin juga mau, asal mas kasih mereka tip juga kaya aku tadi”, jawab Veni. Matre!!! Tapi gak masalah buatku.

Kulepaskan pelukanku lalu kurogoh lagi celana ku dan menyiapkan 2 lbr uang di tangan kiri dan 2 lbr di kanan. Lalu kudekati Cika dan Andin yg sedang berjoged. Kupeluk leher mereka berdua kemudian memamerkan uang yg sedang kupegang di depan mata mereka. Respon mereka langsung sumringah melihat lembaran uang merah yg kupegang, dan kumasukkan uang itu ke bra mereka. Cika mengelus penisku dari luar,
“wah, horny ya sama kita2?” tanya Cika.
“iya nih, kalian seksi2 seh. Mau bantuin aku gak?” tanyaku dengan sedikit berdebar2, “Mau banget mas..”, Andin yg menjawab sambil langsung memasukkan tangannya ke celanaku dan meremas penisku.
“ih, besar juga”, Andin sedikit terkejut. Ukuran penisku memang tergolong memuaskan untuk wanita, panjang 17cm diameter 4cm.

Tapi sebelum pesta dimulai, aku melihat botol minuman kami sudah habis.
“Eh, pesenin minuman lagi dong. Pesenin Galliano ya”, pintaku pada mereka. Kemudian Veni yg keluar sebentar untuk memesan. Sementara itu, Andin meredupkan lampu ruangan sehingga suasana menjadi agak gelap, dan tiba2 Andin menarikku ke kursi, mendudukkanku dan berjongkok didepanku. Dia langsung membuka resletingku, menurunkan celanaku sedikit dan mengeluarkan penisku. Tanpa ba-bi-bu langsung djilatnya penisku yang sudah tegang sempurna. Sementara Cika tetap bernyanyi, untuk menyamarkan keadaan, supaya waitress2 diluar tak curiga, sambil melirik2 ke arah kegiatanku dan Andin. Terlihat Andin sedikit susah memasukkan penisku ke mulutnya, karena ukuran penisku yang besar itu. Dia lebih sering menjilati kepalanya, batangnya, dan memasukkan penisku hanya sebahas kepalanya saja.
“ahhhh, hangat banget mulutmu sayang…..”, sambil tokednya tak luput kugenggam, kuelus2 dari luar gaunnya. Kemudian kugenggam dengan kedua tanganku rambut Andin di belakang kepalanya, agar aku bisa melihat jelas penisku dipermainkan Andin. Kudorong2 sedkiti penisku saat dia memasukkan penisku ke melalui bibir mungilnya itu,
“mmhhh….mmhhh….” suara yg keluar dari mulut Andin. Kemudian dia mengeluarkan kontolku, dijilati kepalanya, sambil mengocok2 penisku.
“Jangan didorong2 gitu dong mas. Gede banget nih. Gak cukup mulut Andin”, protes Andin.
“Iya..iya… maaf ya cantik”, kataku sambil mengelus pipinya, sementara tangannya masih mengocok penisku.

Tiba2 pintu room terbuka dan Veni masuk. Aku segera membetulkan celanaku, dan Andin langsung berdiri dan bergabung karaokean sama Cika. Aku kemudian berdiri dan bergabung bersama mereka.
“Sekarang giliran sapa?” tanya Veni kepada teman2nya.
“Barusan guwe, sekarang terserah mau lo ato Cika duluan”, jawab Andin.
“GILA. Aku digilir coy.
“Aku duluan aja gimana?” kata Cika.
“Ya udah gak papa”, jawab Veni.

Sekitar 15 menit kemudian, minuman datang, dan pelayan kembali meninggalkan kami.
“Disini ada kameranya gak sih?” tanyaku.
“Gak ada kok mas. Tenang aja. Cuma ada 1 waitress yg pasti stand by didepan pintu”. Pintu room itu memang ada sedikit kacanya, untuk pelayan diluar pintu memastikan tamu2 yang sangat kurang ajar atau mencegah tindakan mesum di dalam room.
“wah, terus gimana dong?”, tanyaku pada mereka.
“Tenang aja mas. Pokoknya mas pasti puas deh”, kata Andin meyakinkanku. “Pokoknya ikutin aja instruksi kita. Aman deh”. Kemudian Cika pergi ke meja dan menuangkan minuman ke 4 gelas. Dan membawa 1 gelas ke aku, langsung kehabiskan minumanku. Kemudian Cika menarikku ke pojok kursi, menjauhi pintu room. Sama seperti Andin tadi, dia menyuruhku duduk dan berjongkok didepanku. Menurunkan jeansku sampai setengah paha. Kemudian langsung mengulum penisku. Dijilatinya dengan telaten setiap centi penisku.
“Sssshhhhhhhh…. Enak banget sayang…..”, aku memujinya dan Cika hanya tersenyum.
Cewek keturunan China emang terkenal telaten waktu mengoral. Kemudian dia kelihatan membuka branya dan dimasukkan ke kantongnya, tapi dia tetap memakai gaun. Jilatannya turun kearah biji penisku. Disedot2 telur2nya, dijilati, kemudian dicium2inya. Kemudian dia kembali mengulum penisku. Tanganku mulai bergerilya. Kuremas2 tokednya yg pas di telapak tanganku, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tanganku menyusup kedalam gaunnya, kupelintir2 pentilnya yang sedikit demi sedikit mulai mengeras.
“mmhhhh…mhhhh….mmppphhh……”, Cika mendesah2 tak karuan. Aku merogoh kantongku lagi sambil berbisik ke Cika,
“Say, kalo ml berani gak?”. Dia mengangkat kepalanya dan mencium bibirku, melumat bibirku dan memasukkan lidahnya ke mulutku. Kubalas dengan memutar2 lidahku berpautan dengan lidahnya di dalam mulutku. Kemudian melepaskan ciumannya, melirik kearah tanganku dan berkata,
“Boleh”. Yessss….
Aku mengeluarkan tanganku dari kantong sambil mengeluarkan selembar uang merah, dan memasukkannya ke kantong Cika.
“Tapi berdiri ya mas. Dideket mereka”, sambil menunjuk kearah Andin dan Veni yg sedang bernyanyi sambil berjoged.
“Supaya samar mas. Kalo sekilas keliatan dari luar kan kita lagi karaokean rame2”. Gak masalah buatku. Kemudian Cika berdiri dan melepas celana dalamnya, dan kami berjalan kearah Andin dan Veni yg sedang bernyanyi.

Cika seolah berbisik sebentar dengan kedua temannya. Kemudian Andin merangkul leher Veni dan kembali bernyanyi lagi. Seolah mereka menutup2i dari pandangan waitress dari luar pintu room tentang kegiatan kita ini. Lalu Cika mengajakku berdansa, dan menari erotis didepanku. Sambil sesekali kuremas toket Andin yang sedang bernyanyi. Kemudian kupeluk Cika saat menghadapku. Kucium bibirnya yang tipis, kusedot2 lidahnya, kumasukkan lidahku ke mulutnya dan menyusuri setiap sudut mulutnya. Kuturunkan gaunnya di bagian dada sehingga terlihat jelas tokednya yang indah. Tangan kananku meremas2 tokednya, sementara tangan kiriku memainkan memeknya, kuelus2 clitorisnya, yang menimbulkan erangan2 dari mulutnya sembari berciuman denganku. Aku melepaskan ciumanku dan mengulum2 pentil tokednya yang berwarna pink. Kemudian aku berjongkok didepan Cika, dia mengangkat satu kakinya ke pundakku, sehingga aku dapat melihat jelas memeknya yang ditumbuhi bulu2 halus disekitarnya. Aku menjilati clitorisnya, memasuk2an lidahku ke dalam memeknya.
“Sssshhhhhh…. Mmmmmhhhhhh…… sssssssshhhhhhhhh…..”, dia mendesah2 nikmat.
Cika memegangi kepalaku dan sedikit menekan2 kepalaku seolah ingin aku berlama2 mengoral memeknya. Sekitar 10 menit aku puas memainkan memeknya. Aku pun berdiri, menurunkan celanaku setengah paha, dan nongol deh penisku yang sudah super tegang, dan membalik tubuh Cika sehingga dia membelakangiku. Dia sedikit melebarkan kakinya dan membungku ke depan. Dia mengarahkan kontolku kearah memeknya. Digesek2an penisku di memeknya. Dan memberikan air liurnya dengan tangannya ke kepala penisku. Sambil memegang 2 tokednya dari belakang, kudorong kontolku yang sudah tepat di bibir memeknya. Masuk kepalanya, Cika kelihatan sedikit menahan tubuhku dan sedikit memekik.
“aww….sshhhhh… pelan mas. Gede banget….”.
“Memekmu sempit banget say…”. Kemudian kudorong lagi penisku semakin dalam ke memeknya Cika, sambil kadang kutarik sebentar penisku dari dalam memeknya. “mmhhhhh….sssshhhh….sshhh…. aahhhhhhhhhh”, desahan Cika mulai tak karuan.
Setelah penisku masuk seluruhnya, mulai kugenjot pelan2 memeknya. Dan Cika mengimbangi dengan ikut memutar2 pantatnya, dan kurasakan sensasi yang luar biasa. Makin lama makin cepat kugenkot,
“ahh..ah…ahh…ahh…lebih…. ceppet… maasss… masukin… ampe… mentok….”. Kupercepat irama goyanganku, dan Cika bisa mengimbanginya. Kudekap tubuh Cika, kuremas2 tokednya sambil kujilati lehernya, dan penisku tetap mengocok memeknya. “ahh..ah..enak banget memekmu sayang….”.
“teruss mas…teruss… aku mau keluar… mas.. mas.. ahhhhh… ssssssshhhhhh….”.
“Aaaaaahhhhhhhhhhhhhhh… aaarrrrggggggg………….”
Tubuhnya sedikit bergetar dalam pelukanku sambil mendesah2 tak karuan menahan orgasmenya. Kuperlambat goyanganku menjadi sangat lambat. Sambil kuraih bibirnya, kukulum2 lidahnya, tanganku tetap meremas2 tokednya, dan kontolku masih menggoyang memeknya dengan tempo yang sangat lambat.

Kurogoh lagi kantong celanaku, kuambil selembar uang merah. Kemudian Veni membawakanku segelas minuman. Kuminum minuman itu dengan posisi kontolku masih menancap di memek Cika. Cika pun sedikit memutar2 pantatnya dan menjepit2 dinding memeknya sehingga penisku serasa diputar2 sambil dipijit2. Setelah menaruh gelas di meja, Veni kembali dan kutarik lengannya. Kumasukkan lembaran uang yang kupegang tadi ke kantong celananya.
“Sekarang kamu ya sayang..”, kamu membisikkan Veni. Veni menganggukkan kepalanya sambil tersenyum genit kepadaku.
“Di sofa yuk mas”, bisiknya sambil menjilat telingaku. Aku mencabut penisku dari memek Cika dan berjalan mengikuti Veni ke pojok sofa tempat tadi aku dioral Cika. Sementara Cika sekarang yang mengambil alih tugas Veni berjaga dan menutup2i kami. Aku langsung duduk dan Veni langsung mengangkat bajuku sehingga terlihat dadaku yang bisa dibilang sedikit atletis.diciumi dadaku, dikulum2 putting susuku dengan lembut dan telaten. Tangannya sambil mengocok lembut penisku yang memang belum kututup. Kemudian jilatannya turun ke perutku dan berakhir didepan penisku yang masih sedikit basah oleh cairan memek Cika. Dikulum2nya tanpa rasa jijik, sambil matanya menatapku dan tersenyum2 genit. Dijilati kepala penisku, disedot2… Kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Diantara 3 cewek ini, Cuma Veni yang bisa deep throat. Dimasukkannya penisku sampai hampir lebih dari setengahnya masuk ke dalam mulutnya. Aku pun sambil menggerakan sedikit pinggulnya, sehingga terlihat aku sedang mengentot mulutnya.

Puas mengoralku, dia pun berdiri dan langsung menaikiku, mengangkat roknya dan terlihat g-stringnya. Dia meminggirkan talinya ke samping dan mengarahkan memeknya ke penisku. Digesek2an penisku di memeknya. Dimasukkan pelan2 penisku ke dalam memeknya, sambil digoyang2kan naik turun. “sshhhh….mmmm…..”
mulutnya mulaih mendesah . Kuremas2 tokednya yang menantang di depan mataku. Kuturunkan gaunnya lalu kujilati putingnya.
“ahhh…ahhh..ahhh… enak mas….”.
Sudah setengah penisku masuk, tiba2 kudorong penisku sampai masuk semuanya ke memeknya.
“aww…aw…. Pelan mas… agak sakit… gede seh punya mas…”, protesnya.
“Iya maaf sayang. Tapi enak kan?”, tanyaku
Dia mengangguk dan tersenyum.

Kemudian dia mulai bergerak naik turun, dan kuimbangi dengan ikut menggoyangkan pantatku. Kucium bibirnya yang tipis, kumainkan lidahku melawan lidahnya. Tanganku tetap meremas2 tokednya yang kenyal banget, sambil kupercepat irama goyangan pantatku.
Plok….plok…plok…..plok…. pantatnya beradu dengan pahaku. “mmpphhh….mpphhh….mmmppphhh….. ” desahannya didalam cimuan.
10 menit kupompa penisku dalam memeknya, tiba2 dia melepaskan ciuman dan pelukanku lalu menegakkan badannya. Sambil tetap bergerak naik turun seolah ingin memuaskan dirinya sendiri memainkan penisku dalam memeknya. Dia mulai meremas2 sendiri tokednya yang padat, serta mengibas2kan rambutnya, dan Veni terlihat menggigit bibirnya sendiri seperti menahan kenikmatan.
“ahh… ahh…ahh… ahh… mmhhh… mmhhh….”, mulutnya meracau tak karuan.
Aku pun hanya duduk dan menikmati penisku yang dipijat2 oleh memek Veni, dan memandang Veni yang bergerak naik turun diatas penisku sambil bergoyang erotis.
“Kuat juga ni cewek. Keliatannya masih belum keluar”, pikirku dalam hati.

Tak lama kemudian Andin datang dan duduk disebelahku. Dia menyodorkan gelas berisi minuman.
“Lawaran ya mas. Berani gak?”, tanya Andin
“Wessss… sapa takut. Sini”, langsung kuambil gelas yang diberikan Andin, dan kutegak minumanku. Shitt….. Tenggorokanku langsung terbakar rasanya. Dadaku juga panas. Birahiku juga ikut terbakar setelah menenggak minuman itu.
Langsung kutarik tubuh Andin mendekatiku, kuturunkan gaunnya dan langsung kuciumi tokednya, kujilat2 dan kusedot2 putingnya dan kuremas2 tokednya yang lain.
Sementara itu, Veni masih memainkan penisku di memeknya, dia bergerak naik turun, memutar2 pantatnya.
Sungguh sensasi yang luar biasa saat itu.
“Ssshhhh… sssshhh…. Ssshhh…..”, Andin rupanya menikmati permainan lidahku di tokednya, dia sedikit menaikkan badannya agar tokednya pas berada di depan wajahku, serta memeluk kepalaku, dan aku bisa leluasa memainkan tokednya yang indah.
Tanganku turun menyibak rok gaunnya, dan mulai menyentuh memeknya. Ternyata celana dalamnya sudah dilepas, sehingga tanganku bisa leluasa memainkan klitorisnya. Kugesek2an tanganku, sambil kadang2 kumasukkan sedikit jariku ke memeknya.
“ahhhhh.. mmmhhh…. Ahhh… mmmhhhh…. Sshhhhhh”, Andin mendesah2 menikmati permainanku.
“Sekarang ama kamu ya say”, aku membisikkan Andin. Dia mengangguk.
“Ven, gantian dong”, dia berkata pada Veni.
“Wah, padahal belum keluar neh. Tapi ya udah deh, ntar lagi. Memekku pegel neh. Kontolnya gede say”, kata Veni yang kemudian mengecup bibirku sambil melepas penisku dari memeknya. Kemudian dia berjalan ke arah Cika dan bergabung karaokean bersama Cika.

“Say, doggy style yuk. Kamu berlutut di bawah, hadep kursi”, pintaku kepada Andin, aku pun ingin pegang kendali disini, gak cuma ikut instruksi mereka, tapi tetap mengutamakan keamanan. Daripada digrebek disini…?
Andin pun langsung mengiyakan dengan turun kebawah dan nungging menghadap sofa, sedangkan aku langsung bersiap2 di belakangnya.
Kunaikkan roknya, dan kugesek2an penisku di bibir memeknya.
“Mmmmmhhh……..”, Andin pun ikut mengerakkan pantatnya seiring gesekan2 penisku. Kemudian ku genggam pantatnya dan mulai kudorong masuk pelan2 penisku. Tidak terlalu susah, karena penisku sudah basah oleh cairan memek Veni, dan memek Andin pun sudah basah banget karena permainanku tadi.
Seperempat penisku sudah masuk ke memeknya. Dan aku menghentikan gerakanku.
“Oouuuhhhh…. Mmmmhhhhh……..”, Andin mendesah sambil menggerakkan maju pantatnya, kemudian dimundurkan lagi. Pelaannn… pelaannnn…. Sampai akhirnya semua penisku masuk ke memeknya karena gerakan Andin sendiri. Andin mempercepat gerakannya. Akupun hanya diam dan merasakan penisku dipijit2 memek Andin, sambil meremas2 tokednya yang menggantung2 dan bergoyang2 seiring gerakannya.
“Aww…awww…. Ohh…ohhh…. Mmmmhhh…mmhhh…ssssssshhhhhhh hhhhhh…” mulutnya meracau tak karuan. Aku mendekap Andin sambil menjilat2 telinganya, dan gerakannya menjadi semakin liar.
“Ahhhh… enak banget memekmu sayang…. oouuuhhhhh…. Anget….”, bisikku ditelinganya.
“iya mas… ahhhh… ahhhh…. ****** mas juga…. Eennaakkkk…. Oouuhhh….”, dia membalas pujianku.

5 menit dia menggoyangku, aku pung kembali tegap dan meremas pantanya dengan kedua tanganku, dan menghentikan goyangannya. Sekarang aku yang ingin pegang kendali. Kugerakkan pinggulku, penisku menyodok2 memeknya, semakin cepat… cepat… cepat…
“Ahh… ahhh…. Ahhh… ahhh.. teruss… terus…. Teruss… ampe… mentok…. Mas…..”, dia meminta untuk dipuaskan penisku.
Aku pun semakin mempercepat goyangan ku, dan sesekali menghentakkan kontolku masuk ke memeknya.
“Aawwww….aawww…..enak mas… enakk…..”
“Memekmu juga mantep Ndin…”, pujiku
10 menit aku mengobok2 memek Andin sampai akhirnya dia kelihatan memekik dan menggenggam pahaku seolah memintaku untuk menghentikan sejenak goyanganku.
“Aaawwwww….. Oouuuuhhhh…..aku keluar…… masss….. ooohhhhhhh…. Stop dulu…. Masss…….oohhhhhh…….”, kepalanya terlihat ambruk ke sofa sambil terlihat menggigit2 bibirnya menaham kenikmatan.
Tapi aku tidak menghentikan goyanganku. Tetap kugerakkan penisku, meskipun tidak secepat tadi.
“Aaahhhh… mas….. nakal….. ihhh…..”.
Kulepaskan penisku dari memeknya kemudian berdiri. Posisi Andin tetap menungging di depan sofa, sedangkan aku menaikkan satu kakiku ke atas sofa dan menurukan sedikit badanku, menyodorkan penisku ke mulutnya. langsung disambut penisku yang sudah didepan mulutnya.
“Mmmmhhhh… mmppphhhhh….mmmmm…..”, dikulum2nya penisku. Dimainkan lidahnya dalam mulutnya saat penisku masuk ke dalam mulutnya. tak ada rasa jijik yang terlihat dari raut mukanya.
“Aahhhhh…….. enak banget say”, aku terus memujinya. Dia mengeluarkan penisnya dan menjilati kepalanya sambil matanya melirik ke arahku, sambil tersenyum.
Aku merogoh kantongku lagi dan memasukkan selembar uang merah ke kantongnya.

Aku bangkit ke arah Veni dan Cika yang sedang asyik karaokean berdua. Kutarik Veni dan langsung kulumat bibirnya. Kita berciuman mesra sambil kuremas2 tokednya. Cika menyodorkan mike karaoke ke Andin. Andin langsung mengambil mike itu dan langsung melanjutkan nyanyian Cika sebelumnya. Kemudian cika berjongkok didepanku dan langsung memasukkan penisku yang memang belum kutup lagi ke dalam mulutnya. Kupegang kepala Cika dan kugerakkan sedikit pantatku maju mundur, ingin mengentot mulut Cika. Cika pun menyambut dengan ikut menggerakkan kepalanya, dan memainkan penisku dengan panasnya. Semantara itu, Veni melepaskan ciumannya dan menarik kepalaku ke arah tokednya. Kusambut tokednya yang kenyal itu, kusedot2 dan kukulum2 putingnya.
“Ssshhhh….. aahhh….. mas ini kuat banget seh ml nya…..”, puji Veni.
“Yah gimana ya, lagi hot banget seh ne. Kan sayang kalo cepet2 keluar. Tar kalian gak puas lagi ama aku”, jawabku yg kemudian kembali menjilat2i pentilnya.

“Iya nih mas, malah kita ber3 yang kewalahan”, kata Cika sambil mengocok2 halus penisku.
Aku pun hanya tersenyum ke arahnya dan kembali menarik kepala agar memasukkan lagi penisku melalui bibir tipisnya itu. Cika pun kembali mengulum2 penisku dengan panasnya. Diputar2 kepalanya agar memberikan sensasi yang berbeda di penisku.
Kemudian Veni ikut berjongkok didepanku. Mereka berdua saling bergantian mengulum2 penisku. Gila…nikmat banget dioralin 2 cewek kaya gini.
“Aaaahhhhhh enak sayangg……..”, kataku sedikit berteriak.
Veni mengulum penisku, dimasukkan sedalam2nya penisku kedalam mulutnya, kemudian dihisap2nya lagi. Sementara itu Cika menjilat2ti biji penisku, disedot2 telornya. Wah sungguh kenikmatan yang tiada tara saat itu.

Setelah beberapa saat, kutarik Veni, kusuruh dia bersandar di tembok. Kuangkat 1 kakinya. Dengan gaya berdiri, kuarahkan penisku ke memeknya, dengan 1 hentakan penisku langsung masuk ke memeknya.
“Aaawww…. Oohhhhh….. mentokk… mass……”
Kegerakkan pantatku, langsung ke tempo cepat. Birahiku sudah diubun2 dan sudah ingin kukeluarkan pejuhku. Kusodok2 memek Veni. Veni menggigit bibirnya, dan tangannya mengelus2 tembok disamping2nya tak karuan, tangan yg satu meremas2 tokednya sendiri.
“Ahhh…ah… ahh…ahhh.. ahhh…. Hhhhhhh……. Mmmmmmmhhhhh……”, dia mendesah tak karuan.

Cika menghampiriku dan menuangkan pelan minuman di gelas yang dia bawakan. Shit… ternyata lawaran lagi. Dadaku langsung panas. Kemudian menarik kepalaku ke arah tokednya, dan langsung ku sedot2 putingnya, sambil tetap menggenjot Veni. Tak lama, Cika pun kembali berkaraoke bersama Andin. Kufokuskan permainanku ke Veni. Sekarang dia memelukku, dan mencium bibirku, memainkan lidahnya didalam mulutku, menyapu setiap rongga mulutku. Sesekali kuhentakkan penisku masuk ke memeknya dengan sedikit keras.
“Mmmpppphhh….. mmmmppppphhhhh……”, dia mengerang dalam ciumannya.
Veni melepas ciumannya dan mendesah2 tak karuan.
“Aahhhh…. Aahhhh….. mas…. Masss…… ssshhhhhhhhhhh…….. oohhhhhh…..”
Tak lama kemudian, dia memelukku dengan erat dan menggigit samping leherku sambil sedikit mengerang dan badannya sedikit bergetar.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhh…….. mmmmmppppppphhhhhhhh………. Aawwwhhhhhhhh……..”, dia mengerang2
“Aku….. Keluarrr….. mass……. Ooouuuuhhhhhhhhhh………….”, Veni mencapai orgasmenya.
“Hhhhhhhhhh….. enak banget memekmu say”, aku memujinya
Kupelankan gerakanku, sambil meremas2 tokednya, dan sesekali mencium putingnya. Ekspresi Veni saat itu, sambil memejamkan matanya dia menggigit bibirnya sambil tersenyum seolah menikmati orgasmenya, dan memegang kepalaku ingin aku terus memainkan putingnya. Aku pun tetap menggerakkan penisku dengan pelan, dan merasakan ada cairan yang mengalir keluar dari memeknya. Hangat rasanya.

Setelah berhasil membuat orgasme 3 cewek ini, aku mencabut penisku dari memek Veni, dan berjalan menghampiri Cika. Cika tetap mengarah ke monitor di depan ruangan. Aku melirik ke arah pintu, dan melihat tidak ada waitress yang stand by disitu. Biraku sudah diubun2, pejuhku serasa berontak ingin segera dikeluarkan dari penampungannya, langsung saja kuangkat rok Cika, dia pun merespon sambil melebarkan sedikit kakinya dan agak membungkuk ke depan. Langsung ketancapkan penisku ke memeknya yang sudah basah. Penisku langsung masuk seluruhnya, seolah ditelan memeknya. Langsung kegerakkan pantatku, dan Cika pun mengimbangi gerakanku. Kupercepat gerakanku, sambil kuremas2 toked Andin yang sedang bernyanyi disebelahnya, dan tangaku yang satu meremas toked Cika.
“Aahhh… ahhh….ahhh… hhhhhh…. Ooohhhhh….”, Cika mendesah2 kenikmatan.
“Iyaa… iyaa…. Memekmu juga…. Enak… hhhh…. Hhhh….”, aku menggenjot memek Cika dengan tempo yang cepat.
15 menit kemudian aku merasakan pejuhku sudah mau keluar. Kudekap Cika, menjilati telinganya, dan tetap kugoyang pinggulku tanpa mengurangi temponya.
“Akkuuuu… hammmpir… kkelluarrr sayy…….”, bisikku ke Cika.
“Iya masss…. Iyaa….. jgn.. di dalem….. masss….. oohhhhh…… mentok….. rasanya….. sssshhhh…. Ssshhhhh……”
“Keluarin dimulutku aja mas”, Andin tiba2 membisikkanku sambil menjilat telingaku.
Dan dia sudah berjongkok di sampingku, menggulung rambutnya ke belakang, dan bersiap menerima pejuhku.
Penisku sudah berdenyut2, dan kuhentak keras memek Cika.
“Aaawww….. aawwwww…….”, Cika sedikit berteriak.
Dan langsung kulepaskan penisku dari memek Cika, dan langsung kuarahkan ke mulut Andin yang sudah bersiap di sebelahku. Langsung dimasukkan penisku ke mulutnya dan dikulum2.

“Sayy.. sayyyy… aaarrrggghhhhhh….. ooohhhhhhhhhhh………”, pejuhku keluar di dalam mulut Andin yang mungil. Andin sedikit kaget pejuhku keluar begitu banyak di dalam mulutnya dan terlihat sedikit pajuhku mengalir keluar dari sudut bibirnya.
“hhhhhh…. Hhhh…. Hhhh….”, Andin terlihat asik mengulum2 penisku sementara pejuhku masih di dalam mulutnya. Kemudian dia melepas penisku dan menelan semua pejuhku. Dia mengumpulkan pejuh2 yang sempat keluar dari mulutnya dengan jarinya, dan memasukkan jarinya ke dalam mulutnya, seolah tak ingin ada pejuh yang tersisa.

Tiba2 Cika ikut jongkok di depan penisku dan langsung mengulum penisku, membersihkan sisa2 pejuh di kepala penisku. Menjilati setiap centi penisku, seolah ingin kebagian pejuhku juga. Setelah puas mengoralku, dia bangkit dan berjalan ke sofa. Aku pun mengenakan jeansku lagi dan duduk di sofa. Masih terengah2 karena pesta seks barusan, aku mengambil segelas berisi minuman di meja dan langsung menegaknya. Dan menyandarkan badanku ke sofa. Mereka bertiga juga ikut duduk di sofa, sambil tetap bernyanyi.
“Mas kuat banget ya. 2 jam full ml nya. Kita bertiga dibuat puas pula. Kalo Cuma maen berdua ama mas, bisa lemes dong”, celetuk Andin.
“Ah bisa aja kamu. Gak segitunya kali.”, jawabku.
“Kapan2 maen kesini lagi ya mas”, Veni berbisik sambil mengelus penisku dari luar.
Aku Cuma mengangguk dan tersenyum.

Setelah terasa puas, aku minta mereka untuk minta bill ke waitress nya.
“Kan masih kurang setengah jam lagi mas”, tanya Veni
“Udah cukup deh. Aku udah capek banget nih. Mau istirahat dulu. Kapan2 kita lanjutin lagi. Okey…..”, jawabku.
“Okayy……”, mereka serempak menjawab.
Mereka bertiga memakai bra dan celana dalam masing2, dan merapikan gaun dan rambut mereka yang sedikit acak2an.

Kemudian Andin keluar memanggil waitress. Setelah beberapa lama, waitress datang membawa bill. Aku selesaikan masalah pembayaran dan keluar dari room. Mereka ber3 mengantarku sampai ke parkiran. Sambil berjalan, tak lupa aku tukeran no hp mereka. Dan sebelum masuk mobil, tak lupa kucium bibir mereka satu per satu dan memberikan selembar lagi uang merah kepada mereka masing2. Kulihat tukang parkir disitu hanya tersenyum dan geleng2 kepala. Lalu kunaik mobilku dan langsung pulang ke kontrakanku.
Sungguh malam yang menyenangkan.